Melukis di Pelataran Rumah Duka, Ratusan Seniman Melepas Kepergian Djoko Pekik

Pak Pekik itu tidak suka yang sedih-sedih.

Melukis di Pelataran Rumah Duka, Ratusan Seniman Melepas Kepergian Djoko Pekik
Seniman melukis on the spot di Plataran Djoko Pekik sebelum memberangkatkan jenazah Djoko Pekik keMakam Seniman Imogiri Bantul. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ratusan seniman melepas kepergian sang maestro lukis Djoko Pekik. Sejak disemayamkan Sabtu (12/8/2023) di rumah duka atau kediaman Djoko Pekik di Sembungan Bangunjiwo, pelayat berdatangan silih berganti nyaris tak pernah putus.

Djoko Pekik dimakamkan Minggu (13/8/2023) di Makam Seniman Imogiri. Sebelum diberangkatkan, puluhan seniman baik perupa maupun seniman pertunjukan melukis On the Spot dan performance art di pelataran rumah duka.

"Ada 50 pelukis yang mendaftarkan diri untuk ikut melukis On the Spot. Beberapa adalah pelukis ternama," kata Titi Budiono, koordinator dan inisiator performance art Nguntapke Pak Pekik saat ditemui di lokasi.

Mereka di antaranya Nasirun, Bambang Heras, Godod Sutejo, Kartika Affandi, Hari Budiono, Putu Liong, Ledek Sukadi, Astuti Kusumo, Rismanto, Melodia, Budi Ubrux, Hermanu, Eri, Edy Sunaryo, Kuss Indarto, Yuswantoro Adi hingga Rektor UIN Al Makin.

ARTIKEL LAINNYA: Meriah, Festival Gerobak Sapi di Cangkringan Sleman

Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada maestro lukis Indonesia yang wafat pada usia 85 tahun dengan caranya masing-masing.

Berkumpulnya seniman lintas disiplin ini melambangkan betapa mendiang Djoko Pekik sangat dekat dengan seniman-seniman di Jogja tidak hanya perupa tetapi juga seniman seni pertunjukan.

"Pak Pekik itu tidak suka yang sedih-sedih, walaupun pemakaman harus diubah menjadi satu sukacita, tidak harus kita meratapi kepergian, karena sesungguhnya Pak Pekik sudah lepas dari segala penderitaan," tambahnya.

Saat mengusung jenazah ke ambulans para seniman secara bergantian memikul. Iringan langgam dari Pardiman Djoyonegoro dan tarian tradisional oleh Kinanti Sekar sebagai pembuka jalan.

ARTIKEL LAINNYA: Empat Tahun Pengabdian DPRD Bantul, Senam Bersama Bertabur Hadiah

Titi mengenang, sehari sebelum wafat Pekik berkali-kali mengatakan pulang dan besok ada acara. Keluarga berpikir Pekik ingin pulang ke Purwodadi. "Eh ternyata yang dimaksud Pak Pekik itu pulang selamanya," kata Titi.

"Pak Pekik juga sempat mengatakan besok semua berkumpul, bikin acara, namun keluarga mengira omongan tersebut semacam halusinasi belaka. Dan hari ini semua sahabat-sahabat Pak Pekik berkumpul," tambahnya.

Hasil karya dari melukis On the Spot ini akan dipamerkan di Bentara Budaya saat memperingati 40 hari kepergian Djoko Pekik. Titi belum bisa merinci selanjutnya apakah karya ini selanjutnya akan dijual.

"Belum ada rencana jika besok laku, karena ini sifatnya juga spontanitas," kata dia.

ARTIKEL LAINNYA: Pemerhati Perempuan dan Kaum Rentan Kampanyekan Kesehatan Seksual Melalui Wayang

Budayawan Butet Kartaredjasa menambahkan ada teladan penting dari Pak Pekik bagi seniman-seniman kini. Antara lain ketika seseorang memilih profesi yang dicintai mau tidak mau harus total seluruh diri dan hidup didedikasikan kepada profesi yang dicintai itu tanpa motif apa-apa.

"Karena motif ingin menjadi kaya atau keberhasilan secara ekonomi itu adalah semata-mata akibat dari seseorang dengan total mencintai profesinya," kata Butet. (*)