Pemerhati Perempuan dan Kaum Rentan Kampanyekan Kesehatan Seksual Melalui Wayang

Cerita wayang disisipi dengan pesan kesehatan reproduksi akibat dampak perubahan iklim.

Pemerhati Perempuan dan Kaum Rentan Kampanyekan Kesehatan Seksual Melalui Wayang
Pagelaran wayang kulit lakon Cupu Manik Astagina yang menyelipkan tulisan karya komunitas pemerhati perempuan dan kesehatan reproduksi yang ada di Yogyakarta. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA - Pemerhati perempuan dan kaum rentan mengkampanyekan efek perubahan iklim, bencana terhadap kesehatan reproduksi melalui pagelaran wayang kulit.

Dalang RM Sumarsono Noto Widjojo dipilih untuk membawakan lakon Cupu Manik Astagina berdurasi kurang lebih 2 jam. Cerita ini juga disisipi dengan pesan kesehatan reproduksi dampak perubahan iklim yang ditulis oleh para pemerhati perempuan dan kaum rentan.

Mereka adalah 11 perempuan yang merupakan perwakilan komunitas yang ada di Jogja, antara lain PKBI, Sabda, Tresiro Indonesia, OMK Kota Baru.

"Mereka berproses sekitar empat mingguan, kemudian cerita itu disimpulkan bersama oleh fasilitator kami dan kemudian disisipkan ke dalam cerita wayang ini," kata Elan Lazuardi, Penanggungjawab penelitian Climate Change and Sexual Reproductive Health saat ditemui di sela-sela pementasan wayang Sabtu (12/8/2023) di Pendopo Tamansiswa.

"Lakon Cupu Manik Astagina itu kan cerita lama tapi kemudian nanti pada bagian-bagian tertentu ada yang disisipkan dari ceritanya perempuan yang ikut pelatihan penulisan," kata dia.

Elan melanjutkan, pagelaran wayang ini dinilai efektif sebagai salah satu media yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Sebelumnya dia dan Jamie telah melakukan hal serupa melalui sebuah sebuah kesenian yaitu mural.

Dua tahun berlalu, Pihaknya pun kepikiran untuk membuat sosialisasi serupa dengan media kesenian yaitu wayang. Isu yang diangkat sebenarnya tentang perubahan iklim yang kemudian disebabkan oleh perubahan iklim tersebut memberi pengaruh ke kesehatan perempuan.

"Yang sering disoroti sekarang itu soal kebersihan. Kebersihan kalau orang menstruasi tapi berada di daerah bencana banjir atau bencana yang lain," ujarnya.

Selain itu, Elan juga mencontohkan bagaimana bencana alam memberi dampak banyak anak muda menikah di usia muda. Yang kemudian hal tersebut memberikan dampak kepada kesehatan mereka.

Sementara Jeny Newland, Project Manager penelitian menambahkan proyeknya fokus ke perubahan iklim dan kesehatan seksual dan reproduksi. Karena begitu banyak fokus terhadap perubahan iklim tetapi tidak banyak yang menyentuh kesehatan reproduksi.

"Selama ini kita tahu cara penelitian yang menggunakan wawancara, saya rasa menggunakan seni kita bisa tahu apa yang diketahui oleh komunitas," tandasnya.(*)