Hati-hati, Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Efeknya Sangat Berbahaya

BPOM DIY merasa perlu terus mengedukasi masyarakat.

Hati-hati, Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Efeknya Sangat Berbahaya
Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat H Sukamto SH Anggota Komisi IX DPR RI, Minggu (3/9/2023), di Kantor Lurah Bokoharjo Prambanan Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN –  Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, kembali mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati mengkonsumsi jamu atau obat tradisional mengandung bahan kimia obat (OT BKO).

Penggunaan OT BKO, termasuk obat-obatan khusus laki-laki, sangat berbahaya. Efeknya dalam jangka pendek dan paling ringan adalah mual. Sedangkan efek akut yang paling berat berujung pada kematian.

Selain itu, OT BKO juga memilik efek kronis antara lain bisa menyebabkan kerusakan hati, gangguan penglihatan, pendarahan lambung bahkan gagal ginjal.

“Bapak-bapak yang masih muda jangan sekali-sekali memakai obat ceng. Tolong dihindari,” ujarnya saat menjadi narasumber Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat H Sukamto SH Anggota Komisi IX DPR RI, Minggu (3/9/2023), di Kantor Lurah Bokoharjo Prambanan Sleman.

Begitu pula, lanjut Sukamto, ibu-ibu jangan merasa bangga terhadap suaminya, hanya merasa senang satu dua malam saja tetapi tidak mengetahui suaminya teracuni bahan kimia.

Sebagian dari peserta edukasi obat dan makanan di Kantor Lurah Bokoharjo Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah Pemilihan (Dapil) DIY ini berpesan daripada menggunakan obat mengandung racun sebaiknya diganti dengan olahraga.

“Setiap hari jalan kaki paling tidak 30 menit, jangan dipaksakan. Yang penting jangan stres, karena yang hadir semua ini tidak ada yang tidak punya kesulitan. Pak Kiai Asyhari ini, termasuk saya juga, punya kesulitan dan semua harus bisa mengemas kesulitannya sendiri,” kata Sukamto.

Pada acara yang diselenggarakan Badan POM bekerja sama dengan anggota Komisi IX DPR RI itu, bahaya OT BKO juga diungkap oleh Plt Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY, Ani Fatimah.

Di hadapan ratusan peserta dia menjelaskan pada dasarnya jamu sebagai warisan dari nenek moyang efeknya tidak langsung dirasakan seketika. Jika kemudian ternyata jamu itu cespleng maka perlu hati-hati.

ARTIKEL LAINNYA: Jangan Terpesona Makanan Ngejreng, Berisiko Jika Dikonsumsi

Obat kuat laki-laki juga berbahaya karena mengandung obat jantung yang tidak sesuai peruntukannya. Itu sebabnya tidak sedikit pemakainya berakhir dengan dilarikan ke rumah sakit bahkan ada yang meninggal.

Sebagai lembaga yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan, makanan dan kosmetik, menurut Ani, BPOM DIY merasa perlu terus mengedukasi masyarakat.

Selain menjaga keselamatan juga untuk mencegah agar masyarakat terhindar dari obat palsu yang masih beredar di warung-warung. Obat merek terkenal dan laris biasanya sering dipalsukan.

Harganya memang lebih murah dari obat aslinya. Saat dicek di laboratorium, salah satu obat merek terkenal yang dipalsukan itu ternyata tidak mengandung zat apapun. “Tidak ada apa-apanya. Hanya tepung,” ujarnya.

ARTIKEL LAINNYA: Tidak Perlu ke Laboratorium, Cara Mudah Mengenali Makanan Mengandung Formalin

Edukasi obat dan makanan kali ini juga dihadiri anggota DPRD Kabupaten Sleman Rahayu Widi Nuryani dan Rahayu Widi Cahyani, Panewu Berbah Siti Wahyu Purwaningsih, sejumlah kiai dan bu nyai serta pimpinan Majelis Dzikir dan Sholawat Macul Langit Gus Yusuf atau Yusuf Saiful Anwar serta.

Memeriahkan kegiatan itu, beberapa peserta tampil menghibur dengan lagu Yaa Lal Wathan, dilanjutkan dengan lagu Aja Dibandhingke.

Khusus peserta yang juga kader kesehatan memperoleh bingkisan dari Badan BOM, sedangkan bagi para janda dan duda secara pribadi Sukamto memberinya apresiasi. (*)