Jangan Terpesona Makanan Ngejreng, Berisiko Jika Dikonsumsi

Warna yang terlihat menarik itu bukanlah pewarna makanan melainkan pewarna tekstil.

Jangan Terpesona Makanan Ngejreng, Berisiko Jika Dikonsumsi
Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat H Sukamto SH Anggota Komisi IX DPR RI, Sabtu (2/9/2023), di aula SMKN 2 Depok Sleman STM. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Anggota Komisi IX DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DIY, Sukamto, mengimbau masyarakat terutama ibu-ibu agar jangan terpesona oleh jajanan maupun produk makanan yang berwarna ngejreng.

Pesan ini dia sampaikan saat menjadi narasumber kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat H Sukamto SH Anggota Komisi IX DPR RI, Sabtu (2/9/2023), di aula SMKN 2 Depok Sleman.

Menggandeng Badan POM dalam hal ini Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY, Sukamto menjelaskan yang ngejreng selain berbahaya juga berisiko mengakibatkan penyakit kanker.

Ini karena warna yang terlihat menarik itu bukanlah pewarna makanan melainkan pewarna tekstil. “Warna merah menyolok itulah yang menjadi penyebab kanker,” ungkap politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DIY itu.

Plt BPOM DIY, Ani Fatimah, memberikan edukasi mengenai obat, makanan dan kosmetik. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Legislator pusat yang membidangi kesehatan, kesejahteraan masyarakat (kesra) serta tenaga kerja itu berpesan masyarakat juga jangan memaksakan mengkonsumsi makanan yang sudah basi.

Sebagai bentuk kehati-hatian terhadap kemungkinan adanya kontaminasi bakteri yang membahayakan kesehatan, anggota Fraksi PKB DPR RI yang juga anggota Badan Anggaran itu pun mengingatkan supaya berhati-hati saat membeli makanan kemasan.

“Perlu diperhatikan apakah produk makanan itu sudah kedaluwarsa atau belum,” ujarnya. Tampak hadir, anggota DPRD Kabupaten Sleman Rahayu Widi Nuryani dan Rahayu Widi Cahyani, Panewu Depok  serta tamu undangan.

Selain itu, Sukamto juga berpesan masyarakat hendaknya berhati-hati saat membeli produk makanan di pinggir-pinggir jalan, apalagi  disertai promo menarik dan harganya murah.

Anggota Komisi IX DPR RI mengundang para janda mendekat panggung kemudian diberikan santunan. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Di hadapan ratusan peserta yang memenuhi aula serta sebagian duduk di luar, Plt Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY, Ani Fatimah, menjelaskan keamanan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan supaya terhindar dari bahaya.

Disebutkan, setidaknya terdapat tiga bahaya. Pertama, bahaya fisik misalnya terdapat klip, rambut atau kerikil. Kedua, bahaya biologis misalnya  keracunan. Ketiga, bahaya bahan kimia yaitu pewarna tekstil dan formalin.

Pada bagian lain, Ani Fatimah juga menjelaskan mengenai perlunya kehati-hatian saat mengkonsumsi obat sebab ada obat jenis tertentu golongan obat keras maupun antibiotik yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

Apabila obat itu tersedia di pasaran bebas berarti palsu. Saat ini masih ada produk obat tertentu yang dipalsukan beredar secara illegal. Harganya lebih murah.

Contoh produk makanan yang tidak layak dikonsumsi. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Menurut dia, penggolongan obat dilakukan karena ada hubungannya dengan cara kerja obat seperti halnya obat keras yang dosisnya sudah diatur sesuai takaran.

Tak lupa, Ani juga mengingatkan masyarakat jangan sekali-kali meminum obat tradisional atau jamu  yang cespleng. Memang, sekali diminum rasa sakit hilang.

Sebetulnya, jamu sifatnya hanya pencegahan dan reaksinya tidak bisa langsung seperti halnya obat kimia. Namun jamu yang dianggap cespleng itu diketahui mengandung bahan kimia obat penghilang rasa nyeri antara lain berupa antalgin, parasetamol maupun ibuprofen.

Persoalannya, campuran tiga bahan kimia itu dosisnya berlebihan alias tidak sesuai takaran. Dampaknya adalah menyerang ginjal. Itu sebabnya saat ini tidak sedikit orang berusia 40 tahun menjalani cuci darah karena sering minum jamu dengan khasiat menghilangkan pegel linu.

ARTIKEL LAINNYA: Tidak Perlu ke Laboratorium, Cara Mudah Mengenali Makanan Mengandung Formalin

Seperti sebelumnya, kegiatan sosialisasi kali ini juga disertai pemberian bingkisan untuk para kader kesehatan. Selain itu, secara pribadi dari kantongnya sendiri Sukamto memberikan santunan untuk para janda dan duda.

Pj Lurah Caturtunggal Aminudin Aziz merasa bersyukur atas kepedulian anggota DPR RI Sukamto yang menggandeng Badan POM untuk memberikan edukasi kepada warganya.

Menurut dia, semua penyakit entah itu kolesterol, diabetes, stroke dan asam urat berawal dari makanan yang dari aspek kesehatan belum tentu terjamin keamanannya. (*)