100 Tahun Rumah Sakit Mata “Dr YAP”, Pesan GBPH Prabukusumo: Teliti, Hati-hati, Pakai Hati

100 Tahun Rumah Sakit Mata “Dr YAP”, Pesan GBPH Prabukusumo: Teliti, Hati-hati, Pakai Hati
Penandatanganan prasasti menandai HUT ke-100 Rumah Sakit Mata “Dr YAP” 29 Mei 1923 - 29 Mei 2023, Senin (29/5/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Rumah Sakit Mata “Dr Yap” di Jalan Teuku Cik Di Tiro Yogyakarta genap berusia 100 tahun atau satu abad. Ke depan, rumah sakit ini terus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tanpa membeda-bedakan satu sama lain.

Pesan itu disampaikan Ketua Umum Yayasan Dr YAP Prawirohusodo, GBPH H Prabukusumo S Psi, saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-100 Rumah Sakit Mata “Dr YAP” 29 Mei 1923 - 29 Mei 2023, Senin (29/5/2023).

“Kita mengedepakan toleransi, tidak boleh membeda-bedakan pelayanan, (bekerja) dengan teliti, hati-hati dan pakai hati,” ujarnya.

Menurut Gusti Prabu, panggilan akrabnya, perjalanan satu abad rumah sakit yang didirikan oleh Dr Yap Hong Tjoen ini memang penuh liku-liku serta sempat mengalami pasang surut.

Perlahan namun pasti, adik dari Sri Sultan Hamengku Buwono X ini berhasil melakukan pembenahan. Diawali dengan penguatan sikap seluruh sivitas hospitalia untuk mengedepankan kejujuran dan efektivitas, akhirnya rumah sakit ini pun semakin maju dan berkembang pesat. “Jujur pasti membawa berkah,” kata Gusti Prabu.

Memasuki abad yang kedua, Gusti Prabu menginginkan Rumah Sakit Mata “Dr YAP” tidak hanya sebagai rumah sakit pendidikan tetapi juga memiliki semua peralatan tentang kesehatan dan pengobatan mata. “Alat apa saja tentang mata, kita harus punya,” kata Gusti Prabu.

Komitmen tersebut direalisasikan dengan dimulainya pembangunan Gedung Lasik dan HCU (High Care Unit) RS Mata "Dr YAP.

Suhartono selaku ketua tim pembangunan melaporkan yayasan berkomitmen mendukung penuh pembaruan peralatan lasik. Pihaknya juga melakukan survei peralatan terbaru dari Jerman.

Mengingat bangunan rumah sakit 80 persennya berstatus Benda Cagar Budaya (BCB) Tipe A serta memiliki jejak sejarah yang panjang, menurut dia, pembangunan dan renovasi yang dijdwalkan dimulai Juni 2023 hingga enam bulan ke depan, senantiasa berkonsultasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (Wilayah X) dengan wilayah kerja Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah.

Potong tumpeng peringatan HUT ke-100 RS Mata “Dr YAP”, Senin (29/5/2023).  (sholihul hadi/koranbernas.id)

Yang menggembirakan, Direktur Utama RS Mata “Dr YAP”, dokter Alida Lienawati M Kes FISQua menyatakan,  rumah sakit ini juga berhasil membuka Klinik Utama Mata "Dr YAP" di Magelang Jawa Tengah pada 2021, sebagai unit pelayanan terbaru Yayasan Dr Yap Prawirohusodo.

Saat ini sedang dijajaki pembukaan klinik serupa di Wonosari Gunungkidul. “KInik Utama "Dr YAP" di Magelang Jawa sudah berusia dua tahun. Kami akan mendekatkan diri dengan mendirikan Klinik Utama Mata “Dr Yap” di Wonosari,” kata dokter Alida.

RS Mata "Dr YAP" dan Yayasan Dr Yap Prawirohusodo juga sedang berproses membuka klinik mata-klinik mata di daerah lain. Tujuannya untuk mendekatkan diri pada pasien yang saat ini datang dari Sabang sampai Merauke.

Menurut dia, RS Mata "Dr YAP" ingin agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan mata tidak perlu menempuh jarak yang jauh dengan waktu tempuh lama. Kebutuhan akan fasilitas kesehatan mata yang berkualitas menjadi sangat penting.

“Pada usia satu abad, RS Mata "Dr YAP" terus berkomitmen menjalin sinergi dengan berbagai elemen, mulai dari pasien dan keluarga, stakeholder, pemerintah sebagai pemangku kebijakan, serta masyarakat secara umum. Kami percaya, dengan menjalin sinergi yang erat serta dinamis, visi RS Mata "Dr YAP" yaitu menjadi pusat pelayanan dan pendidikan mata yang profesional dan terpercaya serta dapat bersaing secara global dapat terwujud,” ungkap dokter Alida.

Baginya, peringatan 100 tahun rumah sakit itu sebagai hari bersejarah dan penting, sekaligus menunjukkan cita-cita mulia pendirinya yaitu dokter Yap Hong Tjoen masih tegak berdiri sampai sekarang melayani masyarakat.

“Hari ini, 1 abad lalu, Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders atau yang saat ini bernama RS Mata "Dr YAP" resmi dibuka,” ujarnya.

Diakui, ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran bekembang pesat.  Sesuai tema peringatan HUT ke-100 RS Mata "Dr YAP" yaitu Sinergi Menuju Global, dia mengajak seluruh komponen rumah sakit untuk bersinergi dengan para mitra.

Ini dimaksudkan agar rumah sakit yang memperoleh banyak penghargaan itu ke depan semakin kokoh berdiri, berkembang, maju serta bermanfaat bagi masyarakat untuk kesehatan mata, pendidikan dan penelitian.

Disebutkan, menjelang hari jadinya ke-100, RS Mata "Dr YAP" juga berhasil meraih predikat "paripurna" dalam akreditasi menggunakan standar kementerian kesehatan pada September 2022.

RS Mata "Dr YAP" pun berhasil membawa pulang beberapa penghargaan dalam Persi Award 2022 serta Pitselnas oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tahun 2023.

Pengurus yayasan dan jajaran direksi RS Mata “Dr YAP” saat sesi foto bersama. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Rangkaian acara peringatan HUT ke-100 Rumah Sakit Mata “Dr YAP” dibuka dengan penampilan Tarian Langen Puspitasari dilanjutkan launching film dokumenter tentang sejarah berdirinya RS Mata “Dr YAP”, potong tumpeng serta penandatanganan prasasti serta Peletakan Batu Pertama Renovasi Pembangunan Gedung Lasik dan Pembangunan Gedung HCU (High Care Unit).

“Untuk mengenang perjuangan para pioner RS Mata "Dr YAP", kami memproduksi film dokumenter, buku sejarah 100 tahun perjalanan RS Mata "Dr YAP", serta biografi Dr Yap Hong Tjoen dan Dr Yap Kie Tiong. Karya-karya monumental yang diharapkan akan menjadi tonggak sejarah sehingga dapat dinikmati oleh anak cucu kami dan generasi masa mendatang sampai ratusan tahun ke depan. Menjadi penanda 100 tahun RS Mata "Dr YAP" yang tepat kami rayakan hari ini,“ kata Anton Jaswadi AMKL, Ketua Panitia HUT ke-100 RS Mata "Dr YAP".

Dia menjelaskan, "Pengadian Sampai Titik Akhir" adalah ide dan gagasan yang dicetuskan oleh Ketua Umum Yayasan GBPH H Prabukusumo S Psi sebagai markah bagi film dan buku yang akan segera rilis tersebut.

“Beliau berpesan, agar pengabdian sivitas hospitalia yang membawa nama RS Mata "Dr YAP" tidak akan berakhir. Sehingga akan terus mengalir dan terkenang abadi. Seperti karya yang telah ditorehkan Dr Yap Hong Tjoen, Dr Yap Kie Tiong serta para pendahulu di RS Mata "Dr YAP",” kata dia.

Dalam kesempatan itu hadir perwakilan Kepala Dinas Kesehatan DIY, Ketua Pembina Yayasan Dr Yap Prawirohusodo KPH H Indrokusumo, Direktur Pelayanan, Pendidikan dan Sumber Daya Manusia dr Erin Arsianti Sp M M Sc MPH, Direktur Keuangan, Teknologi Informasi, dan Umum, Haryadi, SE Akt M Ak AAAIJ CRBD. Selain tamu undangan dari berbagai instansi, hadir pula salah seorang asisten Dokter Yap.

Melengkapi acara tersebut disampaikan testimoni oleh dokter Hartono SP M (K). Dia memberikan motivasi dokter mata harus pintar mengingat organ mata sangat rumit. Semua penyakit rata-rata efeknya lari ke mata.  Namun demikian, kepintaran dan keahlian itu tidak untuk diri sendiri. (*)