Kisah Bisnis Maestro Parfum, Lahir di Pelosok Jateng dan Besar di Jogja

Long lasting-nya bisnis ini akan ada terus. Karena kita tahu kebutuhan wewangian memang dari dulu ada.

Kisah Bisnis Maestro Parfum, Lahir di Pelosok Jateng dan Besar di Jogja
Peresmian gerai Maestro Parfum di Sleman City Hall. (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Banyak kisah bisnis yang begitu inspiratif. Penuh perjuangan di awal kemudian berbuah manis kemudian. Begitu pun di Jogja. Salah satunya adalah kisah Maestro Parfum, yang untuk saat ini boleh disebut sebagai salah satu rajanya parfum di Jogja, dengan gerai tersebar di berbagai tempat.

Meski memiliki belasan gerai di Jogja, tidak banyak yang mengetahui jaringan bisnis parfum yang dirintis Arman Budiarto ini justru bermula dari pelosok Jawa Tengah, persisnya di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

Pria penyuka sepakbola yang tampil humble dan sederhana ini merintis bisnis parfum tahun 2007 silam. Bukan bisnis pertama, karena sebelumnya Arman sempat bergelut dengan bisnis rental futsal, konter handphone dan lain sebagainya.

“Gerai pertama di Boja. Ya boleh dibilang waktu itu masih sepi sih. Tapi ternyata bisnis parfum ini menurut saya kok punya umur panjang. Bisnis parfum itu sekarang sampai pelosok negeri. Di kota-kota kecil pun pasti ada parfum. Long lasting-nya bisnis ini akan ada terus. Karena kita tahu kebutuhan wewangian memang dari dulu ada. Sejak zaman nabi malah,” katanya di sela peresmian gerai Maestro Parfum di Sleman City Hall, Sabtu (2/9/2023). Gerai ini adalah outlet pertama Maestro Parfum di mal.

Arman Budiarto di salah satu gerai parfumnya di Sleman City Hall. (warjono/koranbernas.id)

Saat ini, Arman berhasil mengembangkan sebanyak 16 gerai Maestro Parfum. Dua di antaranya ada di Magelang, kemudian satu gerai ada di Boja selebihnya tersebar di berbagai tempat di Jogja. Di antaranya ada gerai di Jalan Godean, gerai di Jalan Kaliurang, gerai di Seturan, gerai di Jalan Pramuka Giwangan dan gerai di Jalan Magelang.

Jumlah karyawannya mencapai lebih dari 100 orang. Kebanyakan adalah anak-anak muda, dan sebagian besar mahasiswa yang memang bekerja part time, untuk mengisi waktu kosong sekaligus mencari tambahan uang saku. Jumlah karyawan terus bertambah seiring dengan penambahan jumlah gerai.

Belajar parfum

Arman mengaku bukan tipe yang suka sekadar coba-coba. Setiap mau terjun ke bisnis, Arman selalu melakukan riset kecil-kecilan. Demikian juga dengan parfum, sebelum memutuskan terjun ke bisnis yang dulunya dianggap hanya menyasar orang berduit karena harga parfum mencapai jutaan rupiah ini, Arman juga terlebih dulu melakukan riset.

Ia berdiskusi panjang dengan seorang teman yang kebetulan sudah lebih dulu berbisnis parfum. Dari sini, Arman mulai menjual parfum dengan memanfaatkan kios konter handphone-nya.

ARTIKEL LAINNYA: Taufik Hidayat, Putera Pedagang Kelontong Meraih IPK Tertinggi

Kok ternyata laku dan ada hasilnya. Saya kemudian terus belajar tentang parfum. Ya tidak mudah, tapi dua tahun kemudian saya sudah jauh lebih paham soal parfum. Saya mengenal baik karakter parfum, tahu campuran yang bagus dan lika-likunya. Padahal waktu itu, material masih sangat terbatas,” kata Arman.

Saat ini, dunia parfum sudah sangat berkembang. Material parfum bisa didapatkan jauh lebih lengkap dengan berbagai pilihan. Tak heran, Maestro parfum mampu menghabiskan bibit parfum hingga 1,6 ton sebulan. Volume ini, kira-kira sebanding dengan 25 ribu botol.  

Kualitas bahan

Sebagai bisnis terkait lifestyle, Maestro Parfum, menurut Direktur Utama CV Cipta Arta Aroma Maestro Parfum, Aries Stayni, harus memahami kebutuhan konsumen. Saat ini, orang memakai parfum bukan sekadar ingin wangi, tapi juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakter dari pemakainya.

Bahkan, parfum untuk konsumen yang beraktivitas outdoor dan indoor pun sebenarnya berbeda. Parfum juga musti menyesuaikan dengan kulit setiap penggunanya.

ARTIKEL LAINNYA: Hati-hati, Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Efeknya Sangat Berbahaya

“Kalau secara umum sih, parfum kami menggunakan material yang baik. Jadi, bau harumnya awet cocok dengan karakter pemakainya dan tidak menyebabkan gangguan pada kulit,” kata Aries.

Bukan sekadar menjual, Maestro Parfum memastikan parfum yang diterima konsumen adalah yang paling tepat untuk mereka pakai. Caranya, kru Maestro Parfum akan selalu menanyakan parfum seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan konsumen sebelum mereka membeli.

Kebutuhan konsumen yang spesifik inilah, yang kemudian menjadi dasar bagi karyawan mereka untuk meracik parfum yang diinginkan.

“Jadi ada sangat banyak variannya. Baik varian aroma maupun kandungannya. Tapi kami memastikan penggunaan bahan-bahan yang terbaik saja, meskipun harganya sangat bersaing hanya Rp 1.200 per mili,” kata Aries.

Digital marketing

Bukan tanpa kendala, Arman menggeluti bisnis parfum ini juga sempat dihantui oleh pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia 2019 akhir, kemudian diikuti kebijakan pemerintah membatasi pergerakan atau mobilitas warga.

Ketika kebijakan PPKM ini diberlakukan, saat itulah, Arman justru bisa mengenal dunia online untuk mendukung bisnis parfumnya. Arman kemudian membentuk tim digital marketing dan bahkan membangun kantor di Jogja. Arman dan tim terus belajar dan banting stir untuk mempelajari bisnis online.

ARTIKEL LAINNYA: Semula Ingin Belajar Sastra, Sarjana Tunanetra Ini Lulus dari Prodi PLB

“Ternyata kita lebih cepat berkembang. Dari online dan offline semua jalan. Pertumbuhan bisnis kami lebih cepat ketimbang dulu hanya offline. Ya Syukur waktu itu kami malah termotivasi mencari cara baru memasarkan parfum. Tidak terus berhenti menunggu kapan pandemi berakhir. Barangkali orang bisnis memang harus begitu ya mas. Harus kreatif memanfaatkan peluang yang ada. Kalau saya, waktu itu ya memanfaatkan media sosial. Kalau dulu bisnis itu menyebar brosur, kalau sekarang cukup dengan menyebar konten,” kata Arman seraya menyebutkan saat ini tokonya siap melayani pengiriman pesanan parfum ke seluruh penjuru negeri.

Arman mulai membangun tim digital marketing saat bisnisnya berkembang sebanyak enam gerai. Artinya, sistem pemasaran online yang dilakukan berkonstribusi kangsung terhadap perkembangan bisnis dan pertumbuhan jumlah gerainya sebanyak 10 tempat hingga saat ini.

Pertumbuhan jumlah pelanggan, terutama ia rasakan setiap tahun ajaran baru. Setiap tahun, akan berdatangan mahasiwa dan pelajar dari luar daerah, yang menimba ilmu di Jogja.

“Mungkin, mereka sudah mengenal Maestro Parfum dari medsos. Dan Ketika datang ke Jogja, kemudian mendatangi gerai kami,” lanjutnya. (*)