Pendidikan Karakter Meredam Efek Buruk Gadget pada Anak
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA - Teknologi informasi yang melaju cepat perlu disikapi dengan bijak. Terlebih perkembangan dunia informasi yang tersedia melalui gawai, sungguh melenakan anak-anak serta remaja di seluruh dunia
"Banyak manfaat juga yang bisa didapat anak-anak dan kita dari gadget itu, tapi anak-anak hanya menggunakan untuk game dan ibu-ibu hanya untuk WA [WhatsApp] itu yang menjadi masalah disitu," papar Kanjeng Gusti Bendoro Raden Ayu Adipati (KGBRAy) Paku Alam X saat memberi paparan dalam peluncuran program Generasi Sehat dan Aktif (GEN AKTIF) Rabu (15/6/2022) di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta
"Monggolah kita sama-sama bisa mendapatkan ilmu dari gadget itu, kita sama-sama harus menyadari bahwa gadget itu juga memiliki nilai yang positif juga kalau dipergunakan dengan baik," lanjutnya.
Sementara Andy F Noya, Founder benikbaik.com mengatakan bahwa teknologi itu tidak bisa dilawan perkembangannya. Andy sepakat dengan apa yang dijelaskan Gusti Putri, tergantung siapa yang memegang dan akan digunakan untuk apa?
Perdebatan dulu, saat awal-awal gadget mulai berkembang dengan teknologi yang tinggi. Pada usia berapa sebenarnya anak-anak aman menggunakannya, apakah lebih banyak mudharatnya atau manfaatnya itu menjadi perdebatan berikutnya.
Andy melanjutkan, memberikan kebebasan menggunakan gadget keoada anak-anak tanpa memberikan bimbingan tentu akan lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, itu pasti. Pasalnya anak-anak akan kehilangan interaksi dengan teman-temannya.
"Pandemi saja sudah menimbulkan banyak masalah sosial dan kejiwaan. Dalam konteks ini, keluarga, sekolah dan orang tua memiliki peranan yang penting dalam membentuk sikap bagaimana memanfaatkan gadget ini," kata dia.
Bahwa manfaatnya itu jauh lebih besar sepanjang anak-anak memang sudah dipersiapkan sejak awal. Keluarga maupun sekolah banyak sekali melihat bahwa kecerdasan itu semata-mata hanya ilmu pengetahuan. Ternyata faktor karakter ini jauh lebih penting.
"Bagaimana pembentukan karakter, sikap itu menarik, karena kalau kita abai mereka bisa melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang," lanjutnya.
Sejatinya lanjut Andy, anak sejak kecil bukan hanya kecerdasan otaknya yang diasah, kecerdasan empatinya juga diasah maka dia tidak mau melakukan pekerjaan yang tidak bermoral.
"Karena dengan karakter yang kuat dia akan mampu memilih, mana yang lebih bermanfaat daripada mudharatnya," lanjutnya.
Dalam roadshow ke Yogyakarta ini BenihBaik.com melanjutkan gerakan dan program GEN AKTIF (Generasi Sehat dan Aktif) untuk menginspirasi dan mengedukasi para remaja yang berada di DIY.
Program GEN AKTIF bertujuan untuk mendorong terciptanya wadah dan lingkungan yang suportif dan kondusif bagi remaja dalam mengembangkan bakat, serta di saat yang sama menjauhkan diri dari perilaku negatif.
“Saya percaya para remaja di Indonesia pada dasarnya membutuhkan lingkungan yang dapat memberikan dukungan dalam meraih cita-citanya. Tidak hanya dukungan di bidang pendidikan saja, tapi kita sebagai orang tua, harus bisa memahami kebutuhan mereka sehari-hari agar anak-anak kita tidak terjerumus kepada perilaku negatif, seperti kebiasaan merokok,” tegasnya.
Program ini juga turut didukung oleh PT HM Sampoerna Tbk. yang berkomitmen untuk berperan serta melakukan upaya mencegah anak-anak agar tidak merokok. Program GEN AKTIF dinilai konsisten dalam melakukan edukasi berkelanjutan terkait upaya tersebut.
Pencegahan ini memerlukan kerja sama aktif dari semua pihak, mulai dari pemerintah, orang tua, guru, tokoh dan organisasi masyakarat, media, hingga peritel.
“Melalui berbagai kegiatan positif yang kami tanam, kami harap program ini juga dapat menghasilkan perubahan yang baik, berkelanjutan, dan berjangka panjang bagi Indonesia. Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan dan berpartisipasi demi generasi penerus bangsa yang cerdas, sehat, dan berdaya saing,” tutup Andy F. Noya.
Sementara Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DI Yogyakarta, Suhirman juga berpendapat program GEN AKTIF dapat mendorong semangat remaja untuk berkembang dan fokus pada hal-hal positif.
“Pembangunan karakter tidak hanya bergantung pada anak-anak, tapi kita, sebagai orang tua dan guru juga harus menciptakan lingkungan yang suportif bagi mereka,” ujarnya.
Pentingnya peran orang tua dan guru dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan kreatif juga diakui oleh Public Figure, Meisya Siregar.
“Hal yang saya pelajari ketika membesarkan seorang anak adalah pentingnya kedekatan antara orang tua dan anak. Dukungan moril sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak," tutupnya.(*)