Cabai Petani Sleman Kini Tersedia Kering, Aroma dan Pedasnya Tidak Hilang

Untuk menghasilkan 1 kg cabai kering dibutuhkan 5 kg cabai segar. 

Cabai Petani Sleman Kini Tersedia Kering, Aroma dan Pedasnya Tidak Hilang
Inovasi pengeringan cabai dengan solar dryer dome oleh Koperasi PPHPM di Purwobinangun Pakem Sleman. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Para petani cabai di Kabupaten Sleman melakukan inovasi pembuatan cabai kering. Produk itu kini tersedia di pasaran. Aroma maupun rasa pedasnya tidak hilang.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, mengingatkan petani yang menghasilkan produk kering perlu menjaga kualitas dan higienitas produk. Selain tujuan utamanya sebagai upaya tunda jual juga meningkatkan nilai tambah produk cabai.

Pesan itu disampaikan Suparmono, Selasa (8/10/2024), usai berkunjung ke Koperasi PPHPM di Kalurahan Purwobinangun Kapanewon Pakem. “Bantuan bangunan pengering tenaga matahari ini harus dimanfaatkan agar para petani atau pelaku usaha hortikultura dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat dijual sampai ke luar daerah,” kata Suparmono.

Dalam kunjungan tersebut Tim Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman diterima Pengurus Koperasi PPHPM, Nanang, yang menceritakan keuntungan menggunakan dome dibanding pengeringan tradisional.

Sampai dalam

Menurut Suparmono, pengeringan dengan solar dryer dome sangat membantu sekali mengeringkan cabai. Hasilnya, cabai menjadi kering sampai bagian dalam dan tidak berjamur. “Lebih higienis, terhindar dari serangga dan warna masih merah," jelas Suparmono.

Dia mengungkapkan polycarbonate pada solar dryer dome ini sangat berperan penting menjaga mutu hasil hortikultura yang dikeringkan. Keunggulan solar dryer dome adalah umur produk lebih lama, aroma produk tetap kuat, rasa produk tidak hilang dan yang paling penting mutu berkualitas.

“Pas pintunya dibuka, aroma cabai yang pedas menusuk hidung, mantap!” kata Suparmono.

Dia mendorong petani untuk mengelola pertanian hilir, bukan hanya pemasaran produk segar saja. Melalui pemberian nilai tambah dan peningkatan daya saing, hilirisasi produk pertanian merupakan salah satu kunci mensejahterakan petani.

Tujuh hari

Nanang menjelaskan, pengeringan menggunakan solar dryer dome hanya butuh waktu kurang dari tujuh hari dan dengan tingkat kekeringan 90-100 persen. Hasilnya bisa dimanfaatkan semua, tidak ada yang busuk maupun terbuang.

“Sayangnya kapasitasnya masih sangat terbatas. Satu unit ini memiliki 24 tray dengan kapasitas 10 kg cabai basah, sehingga satu kali pengeringan hanya dapat menampung 240 kg cabai segar," kata Nanang.

Koperasi PPHPM selama ini telah berhasil memfasilitasi pemasaran cabai segar petani cabai se-Kabupaten Sleman. Anggota Koperasi PPHPM  sekitar 6.500 petani, tersebar di 14 titik kumpul se-Kabupaten Sleman. Jumlah cabai yang dikumpulkan setiap malam mencapai 6-9 ton yang dipasarkan keluar daerah.

“Saat ini produk yang paling melimpah adalah CMK, setiap malam bisa mencapai 4-5 ton. Kapasitas pengeringan dengan solar dryer dome masih jauh dibawah itu, jadi kita masih pasarkan produk segar," jelas Nanang.

Ekspansi bisnis

Koperasi PPHPM saat ini sedang berusaha mencari proyeksi pasar cabai kering. Selain untuk mengatasi harga cabai yang rendah di waktu tertentu juga sebagai bentuk ekspansi bisnis. “Teknis produksi cabai keringnya kita praktikkan dulu, sembari membuka peluang pasarnya” ungkap Nanang.

Untuk menghasilkan 1 kg cabai kering dibutuhkan 5 kg cabai segar. Jika harga cabai kering mencapai di pasaran antara Rp 70.000 – Rp 150.000 per kg maka jika harga cabai segar CMK saat ini Rp 6.009 per kg, hanya dibutuhkan modal Rp 30.045 per kg.

Selisih antara modal dan harga jual ini bisa digunakan untuk meningkatkan harga beli cabai segar dari petani.

Nanang memberikan apresiasi kepada Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman yang selalu mendampingi petani mulai dari hulu hingga hilir. (*)