Budi Daya Pisang Cavendish Menarik Perhatian Pangdam

Tanaman itu dikelola TNI dan warga setempat untuk kemakmuran bersama.

Budi Daya Pisang Cavendish Menarik Perhatian Pangdam
Pangdam IV Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi didampingi Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menanam pisang cavendish. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Program ketahanan pangan yang dilaksanakan Kodim 0709 Kebumen berupa budi daya pisang cavendish dilaksanakan di lima kecamatan.

Salah satu lokasi yakni di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor Kebumen menarik perhatian Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi yang meninjau kebun pisang itu, Rabu (15/5/2024).

Deddy Suryadi mengatakan, budi daya pisang cavendish merupakan upaya mendorong terciptanya kemandirian dan ketahanan pangan yang menjadi bagian dari program TNI.

“Dengan pisang cavendish ini saya yakin banyak petani muda yang akan muncul atau regenerasi petani. Dengan hasil yang baik, tentu akan mengangkat kesejahteraan petani dan masyarakat. Kalau sejahtera, pasti akan tinggal di kampung, membangun kampungnya sendiri,” kata Deddy.

Pangdam menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Kebumen yang telah menyiapkan lahan tiga hektar untuk budi daya pisang cavendish di Sempor.

Kebun pisang cavendish Kodim 0709/Kebumen. (istimewa)

Tanaman itu dikelola TNI dan warga setempat untuk kemakmuran bersama. Pisang jenis unggulan ini bahkan siap diekspor.

"Program ini merupakan bentuk sinergitas antara TNI dengan pemda dalam rangka menciptakan ketahanan pangan. Dengan program penanamam pisang diharapkan bisa menambah kesejahteraan masyarakat di Kebumen," kata Deddy.

Dandim 0709/Kebumen Letkol CZI Ardianta Purwandhana menjelaskan budi daya pisang cavendish tersebar di lima kecamatan yakni Poncowarno, Mirit, Kutowinangun, Sempor dan Prembun. Luas lahan yang disiapkan Pemda Kebumen 20 hektar.

“Dengan budi daya pisang cavendish, paling tidak kita ingin membangkitkan semangat masyarakat untuk bertani. Karena kita tahu di era sekarang menjadi petani sudah mulai banyak ditinggalkan. Padahal sebenarnya ini pekerjaan yang cukup menjanjikan pada masa depan," kata Ardianta. (*)