Kementerian Pertanian Tanam Padi Gogo di Sawah Tadah Hujan

Tahun 2023 impor beras mencapai 3 juta ton.

Kementerian Pertanian Tanam Padi Gogo di Sawah Tadah Hujan
Lahan gogo di Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN – Melalui Program Akselerasi Penambahan Areal Tanam Padi, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memanfaatkan sawah tadah hujan dan padi gogo.

Petani penggarap sawah tadah hujan akan menerima bantuan pompa, alat mesin pertanian (alsintan) serta pupuk bersubsidi. Kebumen dan Purworejo menjadi kabupaten yang memperoleh program itu.

Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Leli Nuryati, pada Rapat koordinasi Akselerasi Program Pertambahan Areal Tanam (PAT) melalui pompanisasi dan padi gogo dan tumpang sisip di Kebumen, Jumat (19/4/2024), mengungkapkan program itu sebagai upaya untuk lebih meningkatkan produksi padi di Indonesia.

“Sehingga impor beras dari beberapa negara bisa berkurang. Tahun 2023 impor beras mencapai 3 juta ton," kata Leli.

Menurut dia, perubahan iklim dunia dan perubahan geopolitik saat ini berdampak pada harga pangan dan ekspor pangan dari beberapa negera.

Rapat Koordinasi Akselerasi Program Perluasan Areal Tanam Padi di Kebumen. (nanang w hartono/koranbernas.id)

Negara pengekspor beras yaitu Vietnam dan Thailand bisa saja menghentikan ekspor karena perubahan iklim, seperti pengaruh El Nino dan karena berkurangnya produksi.

Pada rapat koordinasi di Kebumen yang diikuti dengan zoom di Kabupaten Purworejo, Kementerian Pertanian mengundang Dandim 0709 Kebumen Letkol CZI Ardianta Purwandana, Danramil, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO), Badan Pusat Statistik dan koordinator penyuluh pertanian.

Dalam rakor itu terungkap masih ada perbedaan data luas sawah tadah hujan dan padi gogo, serta kebutuhan pompa yang dikeluarkan BBWSO, Dinas Pertanian Pangan Kebumen maupun Dinas Ketahanan Pangan Purworejo.

Dinas Ketahanan Pangan Purworejo memiliki data luas lahan yang bisa memperluas areal tanam mencapai 2.300 hektar lebih. Data BBWSO 333 hektar berdasarkan adanya sumber air bawah tanah di sawah tadah hujan dan gogo.

Sebaliknya di Kabupaten Kebumen, BBWSO memiliki data lahan program ini 1.707 hektar, sedangkan Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen memiliki data 1.303 hektar.

Leli Nuryati meminta Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen dan Dinas Ketahanan Pangan Purworejo serta BBWSO bersama-sama rapat untuk menyatukan data, sehingga ada kepastian luas lahan, kebutuhan pompa, alsintan dan pupuk subsidi. (*)