Dinas Pertanian Diversifikasi Pertanian Melalui KWT

Dinas Pertanian Diversifikasi Pertanian Melalui KWT

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dalam penanganan stunting di Kabupaten Sleman, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman melakukan intervensi dengan kegiatan diversifikasi pertanian di lahan pekarangan melalui 180 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tersebar di 17 kapanewon.

"KWT didorong untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman-tanaman pangan lokal dan tanaman sayuran (semisal tomat, sawi, kacang Panjang, bayam, dan lainnya) yang dibutuhkan sehari-hari guna pemenuhan gizi," kata Suparmono, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman di Sleman, Senin (1/8/2022).

Menurut Suparmono, teknik pengelolaan pekarangan dilakukan melalui bedengan, pot/polybag /tabulampot, vertikultur, hidroponik dan lainnya. Selain tanaman sayuran pemanfaatan pekarangan juga untuk menghasilkan sumber protein hewani seperti budidaya ayam ras petelur (skala rumah tangga), budidaya lele dalam drum dan atau budidaya ikan dan sayur (Budikdamber).

"Dengan kegiatan pemanfaatan pekarangan tersebut akan terwujud diversifikasi pangan sebagai upaya pemenuhan gizi masyarakat dengan pangan lokal yang terjangkau. Dan manfaat pemanfaatan pekarangan selain sumber pangan dan juga dapat mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan apabila dikelola dengan baik," tutur Suparmono.

Untuk mendukung upaya tersebut lanjut Suparmono dengan memberikan pelatihan teknis budidaya pangan lokal tanaman sayuran di pekarangan dari pra tanam sampai paska panen / pemanfaatan hasil (olahan) serta memberikan sosialisasi pemahaman pola konsumsi yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), sehingga diharapkan masyarakat di Kabupaten Sleman dapat menerapkan pola pangan B2SA.

"Dengan mengkonsumsi makanan sehari hari yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh asupan zat gizi yang seimbang dan aman dikonsumsi karena bahan pangan yang dikonsumsi rendah/bebas dari kandungan kimia tentunya akan lebih maksimal diserap oleh tubuh manusia," jelas Suparmono.

Oleh karena itu tambah Suparmono, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan dalam mendukung peningkatan gizi masyarakat dalam rangka penurunan pravelensi stunting dengan melaksanakan Program / kegiatan kampanye minum susu, Gemar Makan Ikan, diperuntukan untuk anak-anak SD, Sosialisasi Pola Konsumsi B2SA diperuntukan ibu-ibu PKK perwakilan dari 17 Kapanewon.

Melalui kegiatan Sosialisasi Pola Konsumsi B2SA dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan B2SA, meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan prinsip B2SA dalam mencegah stunting, mendorong dan meningkatkan kreativitas dan inovasi masyarakat dalam mengembangkan atau menciptakan olahan pangan lokal yang bernilai komersil. (*)