Desa Wisata Wukirsari Raih Penghargaan Kawasan Berbasis Intelektual

Budaya membatik di desa ini sudah ada sejak Sultan Agung membangun makam raja-raja Mataram di Imogiri.

Desa Wisata Wukirsari Raih Penghargaan Kawasan Berbasis Intelektual
Penyerahan penghargaan untuk Kalurahan Wukirsari Imogiri Bantul sebagai Kawasan Berbasis Intelektual Tahun 2025 Kategori Kawasan Karya Cipta dari Kementerian Hukum RI. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kalurahan Wukirsari Kapanewon Imogiri Kabupaten Bantul kembali meraih penghargaan tingkat nasional. Kali ini dari Kementerian Hukum menetapkan Wukirsari sebagai Kawasan Berbasis Intelektual Tahun 2025 Kategori Kawasan Karya Cipta.

Selain Wukirsari, penghargaan serupa juga diserahkan ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Penyerahan dilakukan langsung Menteri Hukum RI, Supratman Andi Agtas, pada acara Expose Kinerja Satu Dekade dan Apresiasi Kekayaan Intelektual Tahun 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (4/6/2025) silam.

Prestasi ini menambah deret penghargaan bagi Wukirsari setelah pada tahun 2024 dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia.

"Alhamdulillah atas penghargaan yang kami terima. Bahwa pengakuan ini tidak lepas dari konsistensi masyarakat dalam melestarikan budaya membatik di tiga padukuhan yakni Cengkehan, Giriloyo dan Karangkulon. Ketiganya berada di wilayah Wukirsari yang dikenal aktif mempertahankan nilai-nilai budaya sejak era Sultan Agung," kata Susilo Hapsoro, Lurah Wukirsari, Jumat (13/6/2025).

Sultan Agung

Menurut dia, budaya membatik di desa ini sudah ada sejak Sultan Agung membangun makam raja-raja Mataram di Imogiri. Hingga kini, pembatik aktif di wilayah kami berjumlah 643 orang,” lanjutnya.

Pada tahun 2023, kawasan itu juga berhasil mencetak prestasi meraih rekor MURI sebagai kawasan wisata dengan jumlah pembatik terbanyak. Keberhasilan tersebut sekaligus menjadi pendorong semangat warga mempertahankan identitas budaya mereka.

Lebih dari sekadar pelestarian budaya, kegiatan membatik di Wukirsari juga telah berkembang menjadi edu-wisata. Wisatawan dapat belajar langsung proses membatik bersama para perajin, yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi lokal.

Tak hanya batik, Kalurahan Wukirsari juga memiliki potensi besar tatah sungging, seni menghias wayang kulit yang masih lestari hingga kini. Sentra utama kerajinan ini berada di wilayah Pucung. Terdapat lebih dari 400 perajin aktif di sana.

Warisan budaya

Menurut Susilo, penetapan Wukirsari sebagai Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual 2025 Kategori Kawasan Karya Cipta menjadi bukti pelestarian budaya bukan hanya tugas masa lalu, melainkan juga investasi masa depan.

Dengan komitmen bersama, warisan budaya seperti batik dan tatah sungging dapat terus tumbuh sebagai identitas kuat sekaligus sumber kesejahteraan.

Pada Rabu (11/6/2025), Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum DIY, Agung Rektono Seto, menyambangi kantor Bupati Bantul di Kompleks Pemda Parasamya. Kunjungan tersebut dalam rangka penyerahan Piagam Kawasan Berbasis Intelektual Tahun 2025 dari Menteri Hukum.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan apresiasinya atas penetapan Wukirsari sebagai Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual 2025 Kategori Kawasan Karya Cipta dari Kementerian Hukum RI.

Eksistensi

“Kami mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang telah diberikan kepada kami. Terima kasih juga kepada Bapak Lurah, serta seluruh pihak yang telah mendukung proses ini,” ungkap bupati.

Bupati berharap prestasi ini semakin menguatkan eksistensi Wukirsari sebagai wilayah yang kaya akan potensi budaya.

“Sangat besar artinya bagi Wukirsari dan Bantul, agar tidak hanya sekadar dilestarikan, tetapi Wukirsari akan semakin percaya diri sehingga lebih termotivasi, terdorong untuk meningkatkan karya ciptanya. Semoga pak lurah bisa membuat program-program yang menguatkan Wukirsari sebagai Kawasan Karya Cipta,” harapnya. (*)