Tari Kolaboratif Tjampoer, Hasil Mengenal Satu sama Lain

Tari Kolaboratif Tjampoer, Hasil Mengenal Satu sama Lain

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Setelah satu bulan proses residensi seni di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Danstheater AYA (Belanda) dan Maharani Dance (Indonesia) mempersembahkan sebuah presentasi tari kolaboratif berjudul ‘Tjampoer’ yang ditampilkan di dua tempat yaitu Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) Yogyakarta pada 23 Juni 2022 dan di Erasmus Huis Jakarta pada 28 Juni 2022.

Presentasi tari kolaboratif berjudul ‘Tjampoer’ merupakan arahan koreografer Wies Bloemen (Belanda) dan Maharani Ayuk Listyaningrum (Indonesia). Rangkaian proyek ini mengetengahkan koneksi dalam tari dan musik antara Indonesia dan Belanda atas dasar kesetaraan.

“Pertukaran budaya ini merupakan cara yang lebih baik untuk mengkoneksikan orang-orang. Karena ketika satu budaya bertemu dengan lainnya, hal-hal menarik terjadi. Tentu saja kita memiliki latar belakang yang berbeda. Belanda dan Indonesia memiliki masa lalu yang besar sekali, baik yang bagus maupun tidak bagus," kata Yolande Melsert, Head Culture & Communication, Director of Erasmus Huis, Kamis (23/6/2022).

"Saya rasa kita dapat belajar dari masa lalu. Ketika kita dapat saling mengenal satu sama lain, kita dapat membangun masa depan yang baru. Saya harap Erasmus Huis dan PSBK dapat bekerja sama lebih lanjut pada program residensi seniman pada masa yang akan datang. Ini adalah cara yang sangat bagus untuk mengkoneksikan orang," lanjutnya.

Sementara Direktur Eksekutif Yayasan PSBK Jeannie Park menambahkan, pihaknya sangat senang dapat memfasilitasi pertemuan kreatif penting antara seniman internasional dan lokal Indonesia yang menjunjung tinggi pembelajaran. Inti dari segala bentuk pertukaran artistik adalah konektivitas budaya yang memelihara tujuan hidup maupun profesional.

"PSBK menghargai kolaborasi yang benar-benar sesuai dengan misi bersama dan yang terbuka untuk saling menggali, memahami dan menginspirasi," lanjutnya.

Kemitraan antara PSBK dan Erasmus Huis sendiri telah terjalin sejak lama melalui Culture Development Program (2008-2011) yang memungkinkan pengembangan profesional seniman serta modul edukasi seni, serta beberapa program presentasi seni yang inklusif di panggung PSBK.

"Program Dance Collaboration Residency kali ini mewadahi konektivitas budaya melalui pertukaran artistik yang menjunjung tinggi pembelajaran bersama, tidak hanya bagi seniman tetapi juga bagi masyarakat," kata dia.

Para seniman yang terlibat di antaranya Louise Lucie Maria Bloemen (koreografer), Ali Zanad (penari), Rosanne Dominique Bakker (penari), Hans Adriaan Vermunt (musisi), Maharani Ayuk Listyaningrum (koreografer), Shakira Diva Dovendra (penari), Fachry Destyanto Matlawa (penari) dan Galih Nagaseno (musisi).

Koreografer Maharani Dance, Maharani Ayuk Listyaningrum menambahkan, bahwa mereka berusaha untuk memahami apa kepribadian kami di proyek ini dan mengetahui identitas masing-masing.

Sementara koreografer Danstheater AYA Wies Bloemen mengatakan, Orang-orang berbagi cerita hidupnya; hubungannya menjadi dalam ketika dapat mengekspresikan perasaan di dalamnya ke orang lain.

"Tentu saja kemudian bagaimana kita menarikannya, itulah yang kami berusaha tangkap," tandasnya. (*)