Festival Gledekan #2 Kampung Mangkuyudan Angkat Jejak Leluhur lewat Seni dan Budaya
Rangkaian kegiatan dimulai dengan ziarah ke makam para leluhur seperti KRT Mangkuyudo dan GBRAy Mangkuyudo di kawasan Makam Raja-raja Imogiri.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Warga Kampung Mangkuyudan Kelurahan Mantrijeron Kota Yogyakarta kembali menggelar tradisi tahunan bertajuk Festival Gledekan #2 atau Merti Kampung Mangkuyudan, Sabtu (14/6/2025).
Kegiatan yang dipusatkan di sekitar Balai RW 05 Mangkuyudan ini menjadi ruang pelestarian budaya sekaligus momentum mengenang sejarah asal-usul kampung.
Acara ini turut dihadiri Wakil Walikota Yogyakarta Wawan Hermawan, pejabat Kalurahan Mantrijeron, Dinas Kebudayaan serta perwakilan DPRD Kota Yogyakarta. Kehadiran para pejabat tersebut menjadi bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya kampung dan penguatan identitas lokal.
Salah satu agenda utama adalah pawai budaya yang melibatkan perwakilan dari 14 RT. Para peserta terdiri dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa yang mengenakan beragam kostum budaya.
Keliling kampung
Mereka bersemangat mengikuti pawai keliling kampung. Hujan turun sebelum pawai dimulai sehingga prosesi pun ditunda demi keselamatan peserta.
Meskipun demikian, antusiasme warga tidak surut. Di halaman Balai RW 05, prosesi gunungan sayur dan buah tetap berlangsung dan disambut meriah. Gunungan hasil swadaya dari empat RW tersebut kemudian diperebutkan oleh warga sebagai simbol keberkahan dan kebersamaan.
Ganang Iwan Surya Yudha selaku Ketua Pelaksana Festival Gledekan #2 sekaligus Ketua RW 05 Mangkuyudan menjelaskan kegiatan tahun ini mengusung tema Mangkuyudan Kampung Seni dan Budaya. Festival diikuti oleh 14 kontingen dari seluruh RT yang berada di wilayah tersebut.
“Ini agenda tahunan untuk mengingat dan mengenalkan kembali sejarah leluhur Kampung Mangkuyudan kepada generasi muda, sekaligus mempererat silaturahmi warga,” ujarnya.
Dukungan dana
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Festival Gledekan #2 memperoleh dukungan dana dari pemerintah. Rangkaian kegiatan dimulai dengan ziarah ke makam para leluhur seperti KRT Mangkuyudo dan GBRAy Mangkuyudo di kawasan Makam Raja-raja Imogiri.
Napak tilas ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus penguatan nilai spiritual. “Ziarah ini penting agar anak cucu kita tahu siapa sesungguhnya leluhur mereka, dan memahami nilai-nilai kehidupan yang diwariskan,” tambah Ganang.
Festival kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, gunungan hasil swadaya dari empat RW, tirakatan budaya dan pentas seni dari warga Kampung Mangkuyudan serta sekitarnya. Puncak acara ditandai pelepasan burung sebagai simbol kebebasan, kedamaian dan semangat sinergi antarwarga.
Ganang menambahkan selain meriah, festival ini juga edukatif. “Kami sempat menelusuri jejak-jejak KRT Mangkuyudo, mulai dari nama jalan hingga makam leluhur. Ini penting agar nilai sejarah kampung tidak hilang,” jelasnya.
Dengan semangat gotong royong dan kecintaan terhadap warisan budaya, Festival Gledekan #2 menjadi refleksi kolektif akan pentingnya merawat identitas kampung demi masa depan yang berakar kuat pada sejarah. (*)