Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Bertabur Hadiah

Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Bertabur Hadiah

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Anggota Komisi IX DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) DIY, Sukamto, Sabtu (12/3/2022) silam, melaksanakan sosialisasi Manfaat Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Kegiatan yang berlangsung di Kapanewon Gamping Sleman tersebut bertabur hadiah uang tunai, langsung dari kantong wakil rakyat, sehingga berlangsung meriah.

Selai itu, juga dipenuhi canda tawa. Apalagi anggota DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa itu sering secara spontan melempar gurauan sehingga peserta sosialisasi tidak mengantuk.

Di hadapan ratusan warga yang memenuhi pendapa kapanewon, siang itu, Sukamto mengakui BPJS Ketenagakerjaan yang dulu bernama Jamsostek itu perku lebih dipopulerkan supaya tidak kalah pamor, dalam tanda kutip, dengan BPJS Kesehatan.

Menurut dia, program pemerintah itu sangat baik namun realitanya belum banyak diminati oleh masyarakat, terutama kalangan pekerja informal.

Sambil bercanda, Sukamto memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya setiap orang, terutama pekerja dengan batasan usia 65 tahun, memiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan.

“Apabila ada warga Sleman kesulitan mengakses layanan BPJS Ketenagakerjaan sebaiknya menghubungi dukuh atau bisa langsung kepada saya,” ujarnya.

Bukan hanya imbauan, Sukamto seketika itu langsung meminta semua peserta mencatat nomor handphone-nya. Detik itu pula sepuluh penelepon pertama menerima doorprize uang tunai.

Berikutnya, Sukamto bikin ger-geran meminta peserta sosialisasi yang berstatus janda maju dan berdiri di depan. Awalnya beberapa perempuan terlihat malu-malu namun akhirnya bersedia maju dan langsung menerima uang tunai.

Nggak usah ngacung, maju ke depan, ngapa malu. Cari anggota DPR RI yang mau begini susah....”

Sukamto melanjutkan candanya.

“Sekarang laki-laki yang duda siapa? Silakan maju. Yang belum menikah ya boleh maju. Ayo cepat maju. Hadiahnya jutaan,” sambungnya disambut tawa.

Beberapa duda plus dua-tiga orang laki-laki berstatus belum menikah alias jomblo semula bersedia maju namun tiba-tiba sebagian undur diri kembali ke kursi begitu Sukamto menyatakan apakah bersedia menikahi janda?

Toh begitu, mereka tetap mendapatkan uang dari anggota DPR RI itu.

Sosialisasi kali ini juga dihadiri narasumber Andri Rahmansyah dari BPJS ketenagakerjaan. Baru beberapa detik memegang mikrofon Sukamto memintanya agar memberikan penjelasan secara panjang lebar dan detail.

Andri Rahmansyah menjelaskan BPJS Ketenagakerjaan banyak manfaatnya sebagai jaminan bagi pekerja. Bahkan warga negara asing yang sudah enam bulan bekerja di Indonesia wajib menjadi peserta.

Pendaftarannya sangat mudah. Calon peserta cukup membawa fotokopi identitas diri kemudian petugas yang meng-input data. Selanjutnya, setiap bulan peserta membayar iuran, bisa dibayar di kantor pos, bank maupun layanan pembayaran online lainnya.

Menurut Andri, iurannya sangat murah.  Satu program, peserta cukup membayar Rp 16.800 per bulan. Saking murahnya, dia meminta membandingkannya dengan harga rokok sebungkus.

Pada forum dialog dan tanya jawab, Sukardi dari Balecatur Sleman memberikan tanggapan sepertinya masyarakat belum sadar BPJS Ketenagakerjaan karena belum bisa membedakan dengan asuransi. Sedangkan klaim asuransi birokrasinya dinilai terlalu sulit.

“Saya pekerja informal. Bagaimana meyakinkan agar BPJS Ketenagakerjaan masuk di hati masyarakat,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan yang hampir sama dari peserta sosialisasi, Dewantoro dari Banyuraden maupun Herman Sutikno, dalam kesempatan itu Andri mengakui belum semua pekerja sektor informal seperti petani, pekerja bangunan, pedagang pasar, mengetahui manfaat BPJS Ketenagakerjaan, sebagai jaminan hari tua atau apabila mengalami kecelakaan kerja.

Jujur saja, kata dia, merujuk data Badan Pusat Statitistik (BPS) dari 300 ribu tenaga kerja informal di Kabupaten Sleman baru 20 ribu orang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami terus sosialisasi agar BPJS Ketenagakerjaan menjadi pembicaraan keseharian. Selama ini kan yang jadi omongan sehari-hari di pasar atau masjid adalah BPJS Kesehatan,” kata Andri. (*)