Simurp Menguntungkan Petani, Hasil Panen Meningkat Lebih 1,2 Ton

Iklim ekstrem mempengaruhi kegiatan budi daya tanaman yang menyebabkan penurunan produktivitas.

Simurp Menguntungkan Petani, Hasil Panen Meningkat Lebih 1,2 Ton
Panen Temu Lapang Petani program SIMURP Kabupaten Purworejo. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Kabupaten Purworejo Jawa memperoleh kesempatan mengikuti program CSA (Pertanian Cerdas Iklim) SIMURP untuk pertanian di Desa Tegalrejo dan Desa Sumbersari Kecamatan Banyuurip. Dibutuhkan 50 hektar luas sawah dari dua desa tersebut.

Kepala Pusat Penyuluhan (Kapusluh) Kementan Bustanul Arifin Caya bersama Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti menghadiri kegiatan Panen Temu Lapang Petani atau Farmer Field Day (FFD) Scalling Up teknologi CSA (Pertanian Cerdas Iklim) SIMURP Kabupaten Purworejo di Desa Tegalrejo, Rabu (30/8/2023).

Melalui teknologi CSA SIMURP (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project) dengan pola tanam jejer legowo 2:1 itu petani bisa merasakan keuntungannya berupa peningkatan hasil panen.

Bustanul Arifin Caya menjelaskan, berdasarkan sejumlah laporan yang diterimanya kegiatan CSA ini berhasil meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Bustanul Arifin Caya (kanan), Yuli Hastuti dan Hadi Sadsila. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

“Lebih dari 1,2 ton Gabah Kering Panen (GKP). Hal itu menunjukkan kegiatan CSA ini telah mampu mendukung peningkatan produksi,” jelasnya.

Kesuksesan ini diharapkan diteruskan kepada para petani yang lain. “Tidak hanya di wilayah Kecamatan Banyuurip tetapi di semua kecamatan, sehingga resonansi kegiatan CSA ini bisa dirasakan oleh seluruhnya di Kabupaten Purworejo,” pinta Bustanul.

Menurutnya, Panen Temu Lapang Petani atau Farmer Field Day tujuannya untuk sosialisasi dan kampanye kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh CSA (Pertanian Cerdas Iklim) SIMURP Kabupaten Purworejo.

Hadir pula Kepala DKPP Purworejo Hadi Sadsila, Forkopimcam Banyuurip, sejumlah pejabat Kementan dan Pemkab Purworejo serta para penyuluh pertanian dan petani setempat.

Penyuluh pertanian berdialog dengan Kapusluh Kementan. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Yuli Hastuti mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya melalui SIMURP, yakni modernisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi yang mendesak dan penting.

Menurut dia, kegiatan Panen Temu Lapang Petani ini merupakan wadah bersama untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan dan teknik terbaik dalam pertanian.

“Mari kita tetap semangat dan berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian, mengadopsi teknologi terbaru serta menjaga kelestarian lingkungan demi generasi masa depan,” katanya.

Hadi Sadsila menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan program SIMURP sejak tahun 2020 dan dinilai berjalan baik karena manfaatnya telah dirasakan langsung oleh masyarakat.

ARTIKEL LAINNYA: Polbangtan YoMa Wisuda Ribuan Mahasiswa di Tengah Minat Anak Muda Menjadi Petani Menurun

Hadi menambahkan, kegiatan SIMURP difokuskan pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui pelaksanaan pembangunan pertanian cerdas iklim.

“Pelaksanaan pembangunan pertanian cerdas iklim dilakukan atas dasar dampak perubahan iklim global yang saat ini semakin nyata,” ungkapnya.

Iklim ekstrem mempengaruhi kegiatan budi daya tanaman yang menyebabkan penurunan produktivitas, produksi dan mutu hasil pertanian. Sehingga, berpengaruh terhadap upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.

“Hari ini kami coba melihat hasil dari SIMURP. Ini penting untuk disebarluaskan karena kita membutuhkan sosialisasi dan bukti agar program ini dapat terus dikembangkan di Purworejo. Harapannya ke depan sinergi pusat dengan kabupaten dapat terus berjalan,” kata Hadi. (*)