Satgas PPA Gencar Sosialisasi, Baru 25 Persen Padukuhan Terjangkau

Ketika membentuk wilayah ramah anak, jangan cuma simbolik semata.

Satgas PPA Gencar Sosialisasi, Baru 25 Persen Padukuhan Terjangkau
Sosialisasi kampung ramah anak di Karang Poncosari Srandakan Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bantul gencar melaksanakan sosialisasi kampung atau pedukuhan ramah anak.

Ini dimaksudkan untuk menciptakan Kalurahan Ramah Anak serta mendukung target Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2024.

“Kami terus bergerak membangun kesadaran tentang bagaimana menciptakan kampung atau padukuhan yang ramah bagi anak,” kata M Zainul Zain S Ag, Ketua Satgas PPA Kabupaten Bantul.

Saat sosialisasi kampung ramah anak di Karang Kalurahan Poncosari Kapanewon Sandakan Bantul, Jumat (15/12/2023) sore, dia menjelaskan kampung atau padukuhan ramah anak adalah sebuah wilayah yang nyaman.

ARTIKEL LAINNYA: PT PLN EPI Bantu Warga Gunungkidul Membuat Pakan Ternak Silase

“Di situ anak-anak merasa aman, tenteram, nyaman, bebas berekspresi mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki  tanpa rasa takut sama sekali untuk dimarahi atau dicela,” ungkapnya.

Menurut dia, lingkungan seperti itu harus dibentuk bersama seluruh stakeholder dan warga setempat.

“Ketika membentuk wilayah ramah anak, fokusnya adalah impact (dampak) kepada anak dan masyarakat. Jadi jangan cuma simbolik semata,” katanya.

Contoh kasus, lanjut dia, saat ada anak putus sekolah  atau terlilit masalah pendidikan di suatu wilayah, maka dicarikan solusi bersama-sama. Atau, ketika ada yang bermasalah dengan hukum, kesehatan ekonomi, maka dihandel bersama.

ARTIKEL LAINNYA: Pelaku Wisata Dilarang "Nuthuk" Tarif Parkir dan Kuliner

Masyarakat harus meningkatkan rasa kepedulian, keadilan dan merasa sakit ketika ada anak di wilayah tersebut mengalami permasalahan.

“Ini bicara rasa dan bicara hati. Jadi membuat ukuran kampung ramah anak tidak mudah, namun yang tampak di permukaan saat ada anak terkena masalah maka kampung tersebut mencari solusi secara bersama-sama,” katanya.

Jangan sampai anak yang mengalami masalah kemudian dikucilkan atau diabaikan.

Begitu pula, kata Zainul, lingkungan memberikan daya dukung bagi perkembangan positif bagi anak. Seperti penyediaan sarana berlatih atau berekspresi seni, olahraga, agama dan kegiatan positif lainnya maupun sarana publik  untuk   bersosialisasi dan saling mengenal.

ARTIKEL LAINNYA: Kumpulan Cerpen pada Bulan Purnama

“Saat anak dilarang melakukan tindakan yang tidak baik, ada solusi kegiatan lain yang diberikan orang tua atau orang dewasa,” ucapnya.

Zainul menambahkan, dari 933 pedukuhan se-Kabupaten Bantul yang telah terjangkau sosialisasi  tentang kampung atau padukuhan ramah anak baru 25 persen.

Satgas PPA akan terus bergerak agar semakin banyak kampung atau pedukuhan yang paham dan kemudian bersama-sama bersepakat membentuk kampung atau pedukuhan ramah anak.

Satgas PPA siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi kepentingan anak Bantul.

"Termasuk kepada Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bantul yang baru saja dipilih, kami siap berkolaborasi. Dan saya mengucapkan selamat menjalankan tugas dan menjalankan program terkait kepentingan anak di Kabupaten Bantul,” katanya. (*)