Kumpulan Cerpen pada Bulan Purnama  

Semua cerpen menggarap tema perempuan dan ditulis oleh perempuan. Tidak semua menulis menyangkut dirinya sendiri, ada juga yang menulis berangkat dari kisah nyata. Cerpen merupakan karya fiksi, sehingga meskipun ditulis dari kisah nyata, ia tetap sebagai karya fiksi, karena selalu diberi dimensi lain, sehingga kisah nyata terasa hidup.

Kumpulan Cerpen pada Bulan Purnama   
Dari kiri, Umi Kulsum, Sriyanti Sastro Prayitno dan Ninuk Retno Raras. (Istimewa).

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Antologi cerpen, yang diberi judul ‘Bulan di Pohon Trembesi’ karya 11 perempuan  penulis cerpen akan dibacakan di Sastra Bulan Purnama, Jumat 15 Desember 2023 Pkl. 15.00 di Balai Bahasa Yogyakarta Jl. I Dewa Nyoman Oka No.34, Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55224.

Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 147 kali ini bersinergi dengan Balai Bahasa Yogyakarta, satu lembaga milik pemerintah yang peduli pada pengembangan literasi. Belakangan ini, SBP melakukan sinergi dengan beberapa lembaga, di antaranya Akademi Komunitas Negeri Yogyakarta, Museum Sandi Yogyakarta, Sekolah Tinggi Pengembangan Masyarakat Desa ‘APMD’ Yogyakarta dan Balai Bahasa Yogyakarta, Komunitas Sanggaragam.

“Sepanjang tahun 2023, dan diteruskan tahun berikutnya, Sastra Bulan Purnama akan melakukan sinergi dengan berbagai pihak. Tentu, lembaga-lembaga yang telah melakukan sinergi akan terus dijaga,” ujar Ons Untoro, Koordinator Sastra Bulan Purnama.

Sedang Dwi Pratiwi, Kepala Balai Bahasa Yogyakarta menyebutkan, Balai Bahasa sudah lama mempunyai kegiatan sastra Indonesia, dan untuk kali ini, kita melakukan sinergi dengan Sastra Bulan Purnama, yang sudah 12 tahun diselenggarakan secara rutin setiap bulan.

“Selain pertunjukan sastra, sinergi yang sudah dilakukan dengan SBP ialah ‘Obrolan SBP’, yang setiap bulan membuka bincang-bincang sastra dan sudah memasuki putaran ke 7,” ujar Dwi Pratiwi.

Penulis cerpen dalam buku ini tidak hanya berasal dari Yogyakarta, melainkan ada yang tinggal di luar Yogya seperti Antarini Arna, Lies Wijayanti (Jakarta), Sriyanti Sastro Prayitno (Semarang) 8 penulis lainnya dari Yogya, Ninuk Retno Raras, Dwi Pratiwi, Yuliani Kumudaswari, Umi Kulsum, Savitri Damayanti, Margerteh Widhy Pratiwi, Tri Wahyuni, Ika Zardi Zaliha.

Semua cerpen menggarap tema perempuan dan ditulis oleh perempuan. Tidak semua menulis menyangkut dirinya sendiri, ada juga yang menulis berangkat dari kisah nyata. Cerpen merupakan karya fiksi, sehingga meskipun ditulis dari kisah nyata, ia tetap sebagai karya fiksi, karena selalu diberi dimensi lain, sehingga kisah nyata terasa hidup.

Menutup akhir tahun 2023, Sastra Bulan Purnama, yang selama ini lebih banyak diisi pembacaan puisi sekaligus peluncuran buku puisi, pada akhir tahun 2023 menghadirkan kumpulan cerpen karya penulis perempuan.

“Sastra Bulan Purnama sebagai ruang pertunjukan tidak hanya diisi pembacaan puisi, tetapi terbuka pembacaan cerpen dan cerkak, cerita pendek yang ditulis menggunakan bahasa Jawa, pertunjukkan musik puisi dan lainnya,” kata Ons Untoro

Sepanjang tahun 2023, Sastra Bulan Purnama bersama penerbit Tonggak Pustaka, setiap bulan menerbitkan satu buku puisi dan diluncurkan pada acara Sastra Bulan purnama, termasuk untuk mengisi acara Obrolan SBP, yang diselenggarakan setiap Jumat minggu pertama di Balai Bahasa Yogyakarta.

“Jadi, selain pertunjukan sastra, SBP juga membuka ruang perbincangan sastra”, ujar Ons Untoro. (*)