Pustakawan dan Kesehatan Perpustakaan

Oleh: Sarwono
Pustakawan dan Kesehatan Perpustakaan
Sarwono. (Istimewa).

TANGGAL 9 September diperingati sebagai hari olahraga. Olahraga dilakukan untuk mencapai kesehatan bagi pelakunya. Semua profesi dapat melakukan olahraga, termasuk bagi para pustakawan. Selain berolahraga untuk kesehatan dirinya, maka pustakawan dapat menyebarkan informasi kesehatan. Diakui atau tidak pustakawan adalah pekerja sekaligus pegiat informasi. Artinya pustakawan bekerja dan bergiat dengan informasi setiap hari. Tidak hanya satu jenis informasi dan pustakawan dituntut mengetahui berbagai macam informasi. Informasi ilmiah maupun informasi umum seperti rute bis kota maupun angkutan umum lainnya juga perlu diketahui oleh pustakawan. Keberadaan pustakawan tidak dapat dipisahkan dengan perpustakaan. Pustakawan bertugas mengelola  seluruh informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Agar pustakawan dapat menjalankan tugas dan fungsinya, maka pustakawan harus senantiasa sehat.

Pustakawan sehat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kesehatan adalah keadaan (hal) sehat. Arti lainnya dari kesehatan adalah kebaikan keadaan (badan dan sebagainya). Oleh karena itu pustakawan sehat dapat dimaknai sebagai pustakawan yang keadaannya sehat, tidak sedang sakit dan dalam kondisi baik. Baik secara lahiriah maupun batiniah, sehat jasmani dan rohani. Dengan keadaan yang sehat maka pustakawan dapat melakukan tugas-tugas kepustakawanan dengan optimal. Kondisi ceria dan bahagia akan membuat pustakawan mudah tersenyum dalam melayani pemustaka. Komunikasi antarpustakawan maupun antara pustakawan dengan pemustaka niscaya dapat berjalan dengan lancar. Kesalahpahaman dapat diminimalisir.

Tentu saja pustakawan harus menjaga kesehatannya dengan berbagai cara. Makanan bergizi, olahraga dan istirahat yang cukup. Tidak merokok dan tidak banyak minum kopi. Pimpinan perpustakaan harus mendukung dan mengusahakan agar pustakawannya selalu sehat dan bahagia. Oleh karena itu di antara program perpustakaan yang disusun harus ada program yang mendukung pengembagan kesehatan pustakawan. Materi outbond dan wisata termasuk kegiatan yang dapat menyehatkan pustakawan. Kegiatan ini tidak harus berbiaya mahal. Kegiatan tidak perlu dilakukan di tempat yang jauh dari perpustakaan. Bahkan bisa dilakukan di sekitar perpustakaan masing-masing. Tujuan menyehatkan pustakawan dapat tercapai tanpa harus dengan anggaran yang melimpah.

Kesehatan Perpustakaan

Perpustakaan adalah sebuah institusi yang mengelola informasi. Institusi atau lembaga juga harus memiliki kesehatan. Sesuai makna sehat dalam KBBI adalah kebaikan keadaan (badan dan sebagainya) maka kesehatan perpustakaan adalah kondisi perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pengelolaan informasi dan pelayanan informasi berjalan lancar sesuai aturan yang ada. Tidak ada complain atau complain yang muncul sangat minimal. Pemustaka merasa puas dan ingin kembali lagi ke perpustakaan untuk mendapatkan informasi. Tidak bosan apalagi kapok untuk berkunjung. Pemustaka atau pengunjung juga merasa sehat dan nyaman saat berkunjung. Mereka beraktivitas dengan tenang di perpustakaan.

Menurut Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehingga dapat dipahami yang dimaksud dengan kesehatan perpustakaan di sini adalah kondisi perpustakaan dan seluruh aspeknya yang sehat. Baik fisik, spiritual, mental dan sosial sehingga perpustakaan dan pustakawan dapat produktif dengan optimal. Kesehatan perpustakaan dapat dicapai dengan berbagai hal. Gedung yang memenuhi standar kesehatan seperti sirkulasi udara dan sinar matahari cukup. Kebersihan ruang dan perabot selalu terjaga. Ruang kesehatan sebagaimana ruang UKS di sekolah mesti tersedia dengan baik. Selain bangunan atau gedung yang memenuhi standar kesehatan, maka berbagai peralatan juga harus ada di perpustakaan. Beberapa hal lain seperti lemari obat-obatan, saluran air pemadam kebakaran, dan sebagainya harus tersedia dan siap digunakan.

Selain kesehatan bangunan atau fasilitas, maka kesehatan layanan perpustakaan mesti diperhatikan. Layanan yang sehat adalah layanan yang menggembirakan, penuh kenyamanan dan kedamaian. Layanan yang sehat adalah layanan yang bebas aroma korupsi dan suap. Pelayanan yang adil dan tidak memihak. Kesehatan pelayanan artinya pelayanan yang sesuai dengan aturan yang ada. Komunikasi senantiasa terbangun.

Kesehatan layanan perpustakaan akan terbangun jika pustakawannya merupakan pustakan yang sehat lahir dan batin. Mereka memahami etika komunikasi dan etika pelayanan dengan baik. Sehingga dalam pelayanan akan meminimalisir complain dari pemustaka. Membentuk pustakawan sehat lahir batin tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Usaha dan program berkesinambungan sangat diperlukan. Contoh dan teladan dari pimpinan dalam hidup sehat akan memberi dampak luar biasa kepada seluruh staf perpustakaan. Momentum hari olahraga tanggal 9 September dapat dijadikan sebagai tonggak untuk meningkatkan kesehatan pustakawan dan perpustakaan. Kerja sama dan kekompakan seluruh staf perpustakaan akan mempercepat tercapainya kesehatan layanan perpustakaan. (*)

Sarwono, M.A.

Pustakawan UGM