Puluhan Warga Desa Mlaran Geruduk RSUD dr Tjitrowardoyo Purworejo

Puluhan Warga Desa Mlaran Geruduk RSUD dr Tjitrowardoyo Purworejo

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Puluhan warga Desa Mlaran Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo menggeruduk RSUD dr Tjitrowardoyo. Mereka tidak terima pasien asal desa itu, Sriwasiati (39), dalam tanda kutip, di-Covid-kan, Minggu (23/1/2022).

Warga didampingi Kepala Desa (Kades) setempat, Abdul Jabar, tokoh masyarakat dan Jajaran Polsek Gebang meminta penjelasan dari manajement RSUD.

Kronologinya, pada Sabtu (22/1/2022) sekitar pukul 16:00, salah seorang warga Desa Mlaran bernama Sriwasiati dalam kondisi hamil Sembilan bulan dengan Hari Perkiraan Lahir (HPL) 2 Februari 2022.

Menurut suami dari pasien itu, Ahmad Afandi (41), pada Sabtu sore istrinya mengalami sesak nafas kemudian dibawa ke bidan desa, selanjutnya disarankan dibawa ke rumah sakit.

Saat keluarga akan membawa ke RS Permata, bidan desa Mlaran Sumartinah melarang, disarankan ke RSUD dr Tjitrowardoyo yang peralatan lebih lengkap.

Ahmad Afandi menambahkan, pihaknya mengikuti saran dari bidan tersebut. Malam hari, pihaknya disuruh menandatangi pernyataan persetujuan, istrinya akan dimasukkan ruang isolasi selama tiga hari untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Kami disuruh menandatangi surat pernyataan persetujuan istri saya "di-Covid-kan" agar bisa segera ditangani, semua biaya gratis (pasien tanpa BPJS kesehatan). Keluarga menolak istri saya harus "di-Covid-kan", alasannya kami tidak mau dikucilkan di desa dengan status pasien Covid-19," jelas Ahmad.

Kemudian dia dan keluarganya memutuskan mencabut pasien dari RSUD dr Tjitrowardoyo menuju RS Ananda. Sesampainya di sana (RS Ananda), pasien ditolak sama rumah sakit setempat dengan alasan tidak sanggup.

Sang suami mengakui saat istrinya dibawa ke RS Ananda tidak menggunakan oksigen, kondisi pasien tampak sesak nafas.

"Kami ditelepon bu bidan, katanya pasien hasil swab-nya negatif jadi diminta kembali ke RSUD dr Tjitrowardoyo. Sesampainya di RSUD dr Tjitrowardoyo kami masuk kembali ke IGD,” jelasnya.

Beberapa saat masuk RSUD, dikabarkan janin yang ada di perut Sriwasiati meninggal dunia. Si ibu dalam kondisi lemah.

Kepala Desa Mlaran, Abdul Jabar, kepada koranbernas.id, Minggu (23/1/2022), menyatakan pada Minggu pagi pihaknya mendapat kabar dari Polsek Gebang warganya mendatangi RSUD dr Tjitrowardoyo.

"Saya mendengar kabar warga pada ke sini maka saya menyusul ke sini. Walau janin sudah meninggal dunia, saya berharap ibunya bisa diselamatkan," jelas Kades Mlaran.

Dia menambahkan kepergian pasien dan keluarganya ke rumah sakit kemarin sore, kurang tahu. Sebenarnya tujuan keluarga awalnya akan membawa pasien ke RS Permata namun dilarang bidan desa dengan alasan peralatan kurang lengkap.

"Pasien kemudian dibawa ke RSUD dr Tjitrowardoyo, namun keluarga miskomunikasi dengan manajemen rumah sakit," jelasnya.

Sselaku Kades, dia menegaskan yang penting ibunya sehat.  "Yang masih hidup kita pertahankan, ndherek (ikut) petunjuk rumah sakit saja. Saya selaku Kades berharap ibu bayi bisa sehat kembali," harapnya.

Menurut informasi rumah sakit, pasien itu dalam kondisi lemah. "Kalau dipaksakan bayinya dikeluarkan paksa, ibunya bahaya, kan kasihan," ungkapnya.

Susanto selaku Duty Manager RSUD dr Tjitrowardoyo memberi penjelasan ke media. Pihaknya mendapat tugas dari Humas dan Wakil Direktur Pelayanan untuk menyampaikan jawaban bagi keluarga dan media.

"Insya Allah besok senin ada komunikasi hak jawab dari pihak RSUD dr Tjitrowardoyo dengan semua wartawan. Besok akan diadakan jumpa pers," kata Susanto.

Dia menambahkan pasien saat ini dalam kondisi lemah dan sedang ditangani intensif. "Pasien dirawat di bangsal ICU Isolasi RSUD dr Tjitrowardoyo," sebutnya. (*)