Tim PKM-RSH UGM Melakukan Penelitian di Kepulauan Seribu, JakGrosir menjadi Solusi

Tim PKM-RSH UGM Melakukan Penelitian di Kepulauan Seribu, JakGrosir menjadi Solusi
Tim PKM-RSH UGM dari lintas program studi melakukan penelitian terkait evaluasi dari implementasi program JakGrosir berfoto bersama aparat pemerintahan setempat. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, JAKARTA--Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah Kabupaten Administrasi Provinsi DKI Jakarta yang terdiri dari gugusan pulau-pulau terumbu karang. Wilayah ini memiliki tantangan tersendiri dalam hal ketahanan pangan, karena harga bahan pangan jauh lebih mahal dibandingkan di wilayah darat. Hal ini disebabkan oleh faktor mobilitas dan transportasi yang terbatas.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan PD Pasar Jaya membangun sistem perkulakan yang bernama JakGrosir di Pulau Tidung. JakGrosir merupakan sentra penyedia pangan yang diharapkan dapat mengatasi perbedaan harga atau mewujudkan kesamaan harga bahan pangan yang dijual di kepulauan dengan di daratan.

Tim PKM-RSH UGM yang terdiri dari empat mahasiswa dari lintas program studi, melakukan penelitian terkait evaluasi dari implementasi program JakGrosir. Mereka adalah Tri Asmara Ningmas, Tiara Nur Savitri, dan Hibatillah Lu`lu`in Nuril Laily dari Program Studi D4 Pembangunan Ekonomi Kewilayahan 2021, serta Fanny Fitria Rochmawati dari Program Studi Teknik Industri 2020.

Penelitian tersebut berjudul “Program Jakgrosir Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan dengan Cost-Benefit Analysis dan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus Kepulauan Seribu)”.

“Penelitian kami lakukan selama kurang lebih 3 bulan ini menghasilkan beberapa temuan,” kata Tri Asmara Ningmas, Ketua Tim PKM RSH Pangan Pulau Seribu dalam keterangan tertulisnya Minggu (5/11/2023).

“Yaitu, JakGrosir efektif sebagai solusi pendistribusian bahan pangan pada masyarakat berpendapatan rendah di bawah UMR Jakarta, karena sebagian besar penjualan JakGrosir didominasi untuk penerima subsidi Kartu Jakarta Pintar (KJP),” paparnya.

Lebih lanjut, Mara menjelaskan, JakGrosir memberikan dampak positif atau manfaat yang besar sebagai sentra penyedia pangan di wilayah Kepulauan Seribu, karena manfaat yang dirasakan oleh responden lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan dalam memperoleh bahan pangan ke JakGrosir.

“Tantangan biaya terbesar yang dirasakan oleh responden dan juga yang dikeluarkan oleh pihak pengelola JakGrosir, yaitu PD Pasar Jaya, adalah biaya transportasi logistik,” lanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, lanjut Mara, kami memberikan beberapa saran untuk meningkatkan kinerja dan manfaat dari program JakGrosir di masa mendatang.

“Kebijakan pengendalian harga bahan pangan di wilayah kepulauan agar harga-harga bahan pangan yang semula mahal dan belum merata dapat menjadi turun atau sama rata dengan harga pasar di wilayah Kota Administrasi Jakarta lainnya,” terangnya.

Sementara Hibatillah Lu`lu`in Nuril Laily menambahkan, pembangunan fasilitas transportasi logistik untuk kemudahan akses distribusi logistik ke pulau-pulau yang tersebar di wilayah Kepulauan Seribu perlu dilakukan.

Selain itu, untuk menuju manfaat berupa pengurangan kemiskinan membutuhkan proses yang lebih panjang sehingga prioritas utama yang dapat dilakukan sesuai hasil penelitian adalah dengan perbaikan sistem penyediaan dan distribusi bahan pangan untuk mencapai kondisi ketahanan pangan.

“Pemberdayaan masyarakat lokal untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan pangan,” tandasnya. (*)