Proyek P2AT di Klaten Menyisakan Bangunan yang Mangkrak
Di Kabupaten Klaten pada tahun 1990-an dibangun 87 titik yang tersebar di beberapa desa dan kecamatan.
KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Proyek Pengembangan Air Tanah untuk jaringan irigasi atau dikenal dengan P2AT di Kabupaten Klaten banyak yang tidak berfungsi. Bahkan program dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu menyisakan bangunan-bangunan yang tidak berfungsi lagi.
Kondisinya selain memprihatinkan karena tidak terawat, sebagian peralatan pun hilang. Proyek P2AT yang sudah tidak berfungsi tersebut di antaranya di Desa Candirejo Kecamatan Ngawen dan di Desa Wonosari Kecamatan Trucuk.
Menurut pemerintah desa setempat, proyek tersebut sudah tidak berfungsi lama. "Saya tidak tahu soal bantuan itu. Sebab, sebelum saya menjabat kepala desa, bantuan itu sudah seperti itu (tidak berfungsi dan rusak)," kata Mulyanto, Kepala Desa Wonosari, Rabu (9/10/2024).
Kepala Desa Candirejo Kecamatan Ngawen, Farah Dedy Setiawan, menyatakan serupa. Menurut dia, bantuan P2AT di desanya juga sudah lama tidak berfungsi.
Untuk irigasi
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPU PR Klaten, Darminto, saat dikonfirmasi menyatakan benar banyaknya proyek P2AT di Kabupaten Klaten yang mangkrak.
Menurutnya, proyek P2AT merupakan bantuan Pemprov Jawa Tengah untuk irigasi. Di Kabupaten Klaten pada tahun 1990-an dibangun 87 titik yang tersebar di beberapa desa dan kecamatan.
Selanjutnya, proyek P2AT itu diserahkan pengelolaannya kepada P3A (Paguyuban Petani Pengguna Air). Dalam perjalanannya kata dia, P3A sudah tidak ada lagi dan P2AT juga tidak terawat lagi. Akibatnya, banyak yang mangkrak dan rusak. (*)