Kebumen Siap Memasok Sampah Bahan Bakar Alternatif Batubara untuk Pabrik Semen

Kerjasama ini menjadi sejarah baru dalam pengelolaan sampah di Kebumen. Sampah di masyarakat tidak lagi jadi problem, tapi bisa dimanfaatkan secara ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan

Kebumen Siap Memasok Sampah Bahan Bakar Alternatif Batubara untuk Pabrik Semen
Proses pencacahan sampah di Depo Sampah Kebumen. (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Kebumen siap memasok sampah hasil Refused Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif batubara untuk industri semen di Cilacap. Sampah yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup Kelautan Perikanan ebumen (DLKP) Kebumen akan dipasok PT Aneka Usaha Kebumen Jaya. 

Rencana pengiriman pertama, Kamis 24 April 2025,kata Kepala DLHKP Kebumen Asep Nurdiana, kepada koranbernas.id, di Depo Sampah Stadion Chandradimuka, Kebumen, Selasa (22/4/2025)

Sampah RDF diolah di Depo Sampah Kebumen dan TPA Semali. Pengolahan sampah di 2 lokasi itu meliputi pemilahan dan pencacahan sampah plastik dan kertas. Belum ada alat untuk pemadatan sampah RDF.

Kapasitas mesin pencacah bisa 4 ton per hari, kata Asep Nurdiana.

Pemkab Kebumen sepakat melakukan kerjasama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) tentang pemanfaatan sampah. Nota kesepahaman ditandatangani Bupati Kebumen Lilis Nuryani dan Direktur Manufacturing PT SBI Soni Asrul Sani di Ruang Kerja Bupati, Kamis (10/4/25).

Soni mengatakan kerjasama dengan Pemkab Kebumen tentang pemanfaatan material hasil pemilahan sampah yang ada di Kebumen untuk bahan bakar alternatif di PT SBI.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Kebumen yang telah mempercayakan pengelolaan sampahnya kepada kami PT SBI. Saya kira ini permulaan yang sangat baik sekali, dimana PT SBI dilibatkan secara langsung untuk berkontribusi dalam penyelesaian persoalan sampah di Kebumen, ujar Soni 

Menurut Soni, PT SBI punya pengalaman dalam pengelolaan sampah dalam bentuk RDF (Refuse Derived Fuel) atau sampah kering yang bisa menjadi bahan bakar alternatif. Bupati Lilis Nuryani mengatakan, kerjasama ini menjadi sejarah baru dalam pengelolaan sampah di Kebumen. Sampah di masyarakat tidak lagi jadi problem, tapi bisa dimanfaatkan secara ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.

Asep Nurdiana mengatakan, pihaknya akan mengolah sampah organik dan anorganik dalam bentuk RDF kering dengan menggandeng PT Aneka Usaha Kebumen Jaya selaku operatornya. 

Sampah RDF ini nantinya yang akan kita kirim ke PT SBI untuk dijadikan bahan bakar alternatif pengganti batu bara, kata Asep. 

Sampah RDF bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan sampah padat, terutama sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, dan kain, yang dikeringkan dan dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil. 

Asep menambahkan, Kebumen punya gudang sampah yang cukup banyak, yakni di TPA Kaligending, Karangsambung, dan TPA Semali Gombong. Dalam satu hari TPA Kaligending bisa menghasilkan sampah sekitar 60 ton, sedangkan TPA Semali 40 ton dalam sehari.

Tapi untuk sementara ini, kita uji coba yang ada di kota dulu, yaitu di depo sampah yang ada di dekat stadion. Di sana kita produksinya sehari bisa empat ton, ujar Asep.

Pada Agustus 2025, pemerintah bisa mulai membuat pabrik RDF di Gombong dengan memanfaatkan sampah dari TPA Semali. Dengan sampah 40 ton sehari, kita prediksi bisa menghasilkan RDF menjadi 20 ton, ujar Asep. 

Pengamatan di lapangan, pemilahan sampah yang dilakukan petugas di Depo Sampah Kebumen belum maksimal. Masih banyak sampah rumah tangga dan pasar yang bisa diolah menjadi sampah RDF terangkut di TPA Kaligending, Karangsambung. (*)