Rumah Warga Rusak Terkena Getaran Alat Berat Proyek Tol

Rumah Warga Rusak Terkena Getaran Alat Berat Proyek Tol
Mundakir, warga Ngawen Kabupaten Klaten menunjukkan bagian rumahnya yang rusak. (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo di Kabupaten Klaten membawa dampak. Selain merusak sejumlah infrastruktur jalan yang dilalui, mobilitas truk juga terkesan mengabaikan jalur yang telah disepakati.

Lebih dari itu, ada banyak keluhan warga yang tinggal di dekat proyek jalan tol. Mereka mengaku terdampak getaran mengakibatkan rumah rusak, genting rumah melorot, polusi debu dan suara.

Seperti dialami Mundakir, warga Dukuh Ngupit Baru RT 3/RW 9 Desa Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten. Rumahnya yang hanya berjarak sekitar 3,5 meter dari lokasi proyek jalan tol mengalami kerusakan akibat getaran alat berat proyek tersebut.

"Kalau bego-nya (excavator) beroperasi, getarannya besar sekali seperti gempa. Bisingnya juga luar biasa. Plafon garasi ambrol, gipsum juga berjatuhan, cor penulangan lantai dua pada berjatuhan, tembok ruang tamu retak dan lain sebagainya," katanya sambil menunjukkan bagian rumahnya yang rusak, Rabu (12/7/2023).

Akibat dampak proyek jalan tol tersebut, dirinya bersama keluarga merasa tidak nyaman tinggal di rumah. Dirinya berniat mengajukan uji kelayakan terhadap rumah tempat tinggal dan proyek yang kelak dibangun di depan rumahnya.

Menurut pensiunan TNI yang pernah berprofesi sebagai pemborong itu, alat berat yang mengerjakan proyek jalan tol Jogja-Solo di sebelah rumahnya setiap hari beroperasi selama 12 jam.

Padahal yang beroperasi itu tidak hanya satu, dua unit saja. Selain itu mobilitas truk keluar masuk proyek juga banyak sekali membuat dirinya tidak bisa istirahat dengan tenang.

Selain merusak rumahnya, para pekerja yang mengerjakan proyek jalan tol Jogja-Solo di sebelah rumahnya juga telah menutup jalan kampung.

Bangunan mushala di sebelah barat rumahnya juga sudah dirobohkan pekerja. Padahal, kata dia, pembangunan mushala tersebut masih menyisakan masalah karena belum dibayar.

Dia meminta pelaksana proyek menghentikan sementara pekerjaannya sambil menunggu proses pembayaran pembangunan mushala.

Mundakir yang juga Ketua RT 3/RW 9 Desa Ngawen merupakan salah seorang warga yang terdampak proyek jalan tol Jogja-Solo.

Pekarangan depan rumahnya seluas 93 meter persegi di pinggir Jalan Klaten-Boyolali ikut terkena proyek exit tol. Akibat lahannya terkena proyek jalan tol Jogja-Solo itu dirinya juga telah menerima UGR (Uang Ganti Rugi) sebesar Rp 342 juta.

Namun, kata dia, bilamana proyek jalan tol Jogja-Solo nanti selesai maka rumahnya juga sudah tidak nyaman lagi dihuni. Sebab bangunan rumahnya dengan exit tol sangat dekat sekali. (*)