Pedagang Pasar Condongcatur Keberatan Disuruh Bawa Pulang Sampah

Habis jualan inginnya itu bawa uang, bukan bawa sampah. 

Pedagang Pasar Condongcatur Keberatan Disuruh Bawa Pulang Sampah
Ketua Sementara DPRD Sleman Gustan Ganda meninjau depo sampah di lokasi Pasar Condongcatur Depok Sleman, Jumat (20/9/2024). (nila hastuti/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Ketua Sementara DPRD Sleman Gustan Ganda mengunjungi pedagang Pasar Condongcatur Depok Sleman, Jumat (20/9/2024), setelah menerima informasi tentang keberatan pedagang pasar itu dengan adanya kebijakan pengelolaan sampah secara mandiri.

Dalam kunjungannya itu Gustan Ganda juga berdialog dengan para pedagang dan melihat langsung lokasi depo sampah di Pasar Condongcatur.

"Pedagang merasa keberatan kalau harus mengelola sampah mandiri. Apalagi retribusi sampah sudah ada hingga sekarang," kata Sumaryono, Ketua Paguyuban Amanah Pedagang Pasar Condongcatur.

Dia mengungkapkan, satu bulan terakhir pedagang disuruh membawa pulang sampah ke rumah masing-masing.

Ketua Sementara DPRD Sleman Gustan Ganda berdialog dengan pedagang Pasar Condongcatur. (nila hastuti/koranbernas.id)

Depo sampah di Pasar Condongcatur sudah ditutup dan digembok sejak satu minggu lalu. Pada depo tertempel berbagai tulisan peringatan. Di antaranya berbunyi semua pedagang tidak boleh membawa sampah di pasar, awas pembuangan sampah di Pasar Condongcatur terpantau CCTV, semua pedagang harus membawa sampahnya sendiri-sendiri.

"Kami juga disuruh dinas membuat surat pernyataan sanggup mengelola sampai sendiri. Tapi sampai sekarang kami tidak membuat," tambah Sumaryono.

Menurutnya, sebagian dari total 350 pedagang di paguyubannya merasa kebingungan mengelola sampah. Apalagi, bagi mereka yang tidak memiliki lahan maupun ternak di rumahnya.

"Harapannya sampah bisa dikelola dinas. Habis jualan inginnya itu bawa uang bukan bawa sampah," kata Sumaryono.

Dinas terkait

Ganda yang meninjau kondisi depo sampah mengatakan akan segera mengatasi persoalan ini. Dia menilai, ini adalah dampak karena dinas terkait tidak melakukan antisipasi sebelumnya.

"Seharusnya dinas tahu soal peningkatan volume sampah dan siap dengan solusinya. Jangan kalau sudah puncaknya begini malah langsung menutup," terang Ganda.

Menurut dia, pada rapat APBD perubahan telah dialokasikan anggaran Rp 37 miliar untuk penanganan sampah termasuk sampah yang ada di pasar.

"Tapi ternyata yang membuang sampah di depo pasar tidak hanya pedagang, tapi juga dari luar. Kami selesaikan satu-satu," jelasnya.

Solusi terdekat

Menurut Ganda, solusi terdekat adalah membuka depo sampah. Namun, diikuti dengan pencegahan agar orang luar tidak bisa ikut membuang di depo.

Pada sisi lain, pengelolaan limbah cair juga turut jadi perhatiannya. Kondisi ini menyebabkan Pasar Condongcatur baunya tidak sedap sehingga pembeli merasa tidak nyaman.

"Pasar ini adalah kekuatan ekonomi rakyat. Kalau mau menarik, harus bersih dulu," tambahnya.

Terkait retribusi yang diminta pada tiap pedagang, Ganda akan berkomunikasi dengan dinas terkait. Sebenarnya, walau tanpa retribusi pun pemerintah harus hadir di tengah permasalahan ini. (*)