Merdi Sihombing Usung Warisan Batak Ulos Sitolu Huta ke Kanada

Pewarna alami dari tumbuhan dan mineral lokal memberikan palet warna bersahaja pada koleksi ini.

Merdi Sihombing Usung Warisan Batak Ulos Sitolu Huta ke Kanada
Koleksi busana Merdi Sihombing yang ditampilkan dalam Indigenous Fashion Arts Festival 2024 di Toronto Kanada. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Perancang busana Merdi Sihombing, lulusan Fashion Science and Design mengusung warisan Batak ke Indigenous Fashion Arts Festival 2024 di Toronto Kanada pada 2 Juni 2024.

Acara yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM ini diadakan di CF Toronto Eaton Centre Toronto yang ikonis.

Kegiatan itu merupakan sebuah ajang penghargaan bagi seniman dan desainer adat dari seluruh dunia. Merdi memamerkan Ulos Sitolu Huta yang terinspirasi oleh warisan budaya yang kaya dari desa Sitolu Huta.

"Saya menjalin motif dan teknik berusia berabad-abad dengan siluet kontemporer, menciptakan pergelaran yang semarak yang berbicara tentang masa lalu dan masa kini," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (15/6/2024).

Kearifan leluhur

Koleksi Ulos Sitolu Huta memberikan penghormatan kepada seni ulos yang rumit, tekstil tenunan tangan tradisional yang memiliki makna mendalam dalam budaya Batak. Setiap bagian menceritakan kisah tentang kearifan leluhur, ikatan komunitas dan berkah spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Desain Merdi menampilkan beragam pola dan simbolisme yang ditemukan dalam ulos, dari bentuk geometris yang mewakili unsur-unsur alam hingga figur bergaya yang menggambarkan pahlawan legendaris. Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan dan mineral lokal memberikan palet warna bersahaja pada koleksi ini, membangkitkan warna-warna cerah dari lanskap.

Koleksi ini menampilkan kain tenun tangan yang rumit, pewarna alami yang cerah dan motif simbolis yang mencerminkan hubungan mendalam masyarakat Batak dengan alam dan spiritualitas. Desain Merdi memadukan unsur tradisional dan kontemporer dengan mulus, menciptakan estetika yang unik dan menawan.

"Indigo pekat, merah tua dan cokelat hangat berpadu sempurna dengan tenunan yang rumit, menciptakan simfoni visual yang harmonis," ujarnya.

Perajin lokal

Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek mengatakan, budaya tradisional dan bahan alami merupakan ciri khas Merdi. Dia menggarisbawahi komitmennya terhadap pelestarian budaya dan pemberdayaan perajin lokal.

"Dedikasi Merdi pada mode berkelanjutan sejalan dengan upaya Indonesia dalam pelestarian lingkungan dan diplomasi budaya, membuktikan bahwa gaya hidup dan tanggung jawab sosial bisa berjalan beriringan," jelasnya.

Myra Suraryo selaku Pejabat CEO Gelanggang Inovasi & Kreativitas UGM mengatakan Ulos Sitolu Huta lebih dari sekadar pakaian. Ulos adalah pernyataan budaya, perayaan identitas, dan jembatan antara tradisi dan modernitas.

"Koleksi ini menjadikan pemakainya dapat merasa merangkul warisan Batak namun pada saat bersamaan mengekspresikan kepribadian mereka," tambahnya. (*)