Komisi IV DPR RI Lakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Balai TNGM

Komisi IV DPR RI Lakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Balai TNGM

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja spesifik di Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Hargobinangun, Pakem, Sabtu (11/12/2021). Tujuan dari kunjungan kerja spesifik tersebut, adalah untuk melaksanakan fungsi pengawasan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan di DIY.

Ketua Tim Kunker Spesifik Komisi IV DPR RI, I Made Urip mengatakan, kunjungan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan dan permasalahan, yang dihadapi dalam program kemitraan konservasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi, terutama di TNGM. Selain itu untuk menampung aspirasi kelompok masyarakat di Kabupaten Sleman dalam melaksanakan kegiatan konservasi di sekitar TNGM.

“Dengan informasi dari para pemangku kepentingan, diharapkan kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ini dapat memberikan hasil berupa rekomendasi terbaik untuk dapat ditindaklanjuti oleh instansi berwenang terkait,” kata Made Urip.

Menurutnya, permasalahan yang sering timbul dalam pengelolaan kawasan konservasi, adalah seringnya berbenturan dengan kepentingan masyarakat dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya keberadaan kawasan konservasi. Masyarakat yang sebelum penetapan kawasan merasa berhak untuk memanfaatkan lahan yang mereka garap, yang saat penetapan kawasan merupakan kawasan konservasi.

“Oleh karena itu, untuk meminimalisir potensi konflik di lapangan perlu diatur pembangunan kehutanan berbasis masyarakat dan memberikan ruang bagi kepentingan masyarakat,” katanya.

Kepala Balai TNGM, Karyadi menjelaskan, kunker spesifik tersebut bertema khusus yaitu “Kemitraan Konservasi, Bioprospeksi, Konservasi Anggrek dan Restorasi Berbasis Genetik”. Pelaksanaan tugas dan dan fungsi pengelolaan Kawasan Konservasi TNGM yaitu dilaksanakannya Perjanjian Kerja Sama (PKS) Kemitraan Konservasi bersama masyarakat sekitar kawasan.

“Jumlah luasan PKS kemitraan konservasi adalah 345,76 Ha, sedangkan masyarakat penerima akses adalah 1007 KK,” jelasnya.

Untuk pelestarian anggrek dan restorasi berbasis genetik, Karyadi mengatakan Balai TNGM sudah melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak seperti lembaga litbang hingga masyarakat. Kerjasama yang dilakukan dengan masyarakat yaitu melibatkan Forum Peduli Lingkungan Pecinta Alam Merapi (FPL Palem). Peran FPL Palem dalam konservasi tumbuhan lokal Merapi diantaranya yaitu identifikasi pohon induk Sarangan di Kawasan TNGM, ujicoba perbanyakan vegetative dengan stek pucuk maupun biji Sarangan, serta ujicoba perbanyakan dengan cangkok hormone.

“Untuk konservasi anggrek, Balai TNGM dan FPL Palem telah melakukan identifikasi, koleksi, labelisasi, pemeliharaan dan perbanyakan jenis Anggrek Merapi yang telah mencapai 70 spesies,” ujarnya.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa saat menyambut rombongan Komisi IV DPR RI mengatakan, TNGM merupakan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Sleman dengan menghadirkan keindahan alam Gunung Merapi. Posisi Kabupaten Sleman berada di kawasan paling utara dan memiliki luas 18 persen dari wilayah DIY.

Danang berharap upaya konservasi yang telah dilakukan oleh Balai TNGM agar terus didukung oleh masyarakat di Kabupaten Sleman.

“Suatu kehormatan Sleman ditunjuk sebagai tempat kunjungan kerja spesifik ini. Saya berharap saran, masukan, serta dukungan untuk pengelolaan TNGM yang lebih baik ke depannya,” kata Danang. (*)