Dunia Mengalami Krisis Ekosistem, Haedar Nashir: Cari Solusi Strategis dan Sistemik

Dampak perubahan iklim disebut lebih mengancam dibandingkan bom nuklir.

Dunia Mengalami Krisis Ekosistem, Haedar Nashir: Cari Solusi Strategis dan Sistemik
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (tengah) menghadiri Forum Global untuk Gerakan Iklim di UAD, Jumat (17/11/2023). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan perubahan iklim merupakan permasalahan bersama yang dihadapi oleh seluruh umat manusia dan seluruh bangsa di dunia. Sebab persoalan itu membuat dunia mengalami krisis ekosistem.

"Saat ini dunia sedang mengalami krisis ekosistem akibat perubahan iklim yang berdampak luas terhadap seluruh kehidupan di alam semesta,” ungkap Haedar dalam Forum Global untuk Gerakan Iklim atau Global Forum for Climate Movement bertema Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jumat (17/11/2023).

Menurut Haedar, diperlukan upaya dan gerakan bersama untuk mencari solusi strategis dan sistemik di tingkat global. Hal ini penting untuk menjamin masa depan keberadaan manusia dan lingkungan hidup.

Peran serta banyak pihak, termasuk tiga pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk berkomitmen mengatasi masalah perubahan iklim pun sangat dibutuhkan. Sebab dampak perubahan iklim disebut lebih mengancam dibandingkan bom nuklir.

ARTIKEL LAINNYA: Milad ke-111 Muhammadiyah, Sri Purnomo: Kita Harus Kuat Bergerak Berkemajuan

"Muhammadiyah memerlukan kekuatan bersama yang lintas agama, lintas kelompok, lintas golongan. Bahkan harus menjadi komitmen capres-cawapres, termasuk caleg dalam gerakan climate movement (gerakan mengatasi perubahan iklim-red) agar terbangun kesadaran kolektif menyelamatkan lingkungan," ungkapnya.

Haedar menambahkan, isu perubahan iklim saat ini sering terabaikan. Bahkan kalah dari isu perdamaian yang lebih banyak diangkat dalam forum global meski menyangkut masa depan mahluk hidup.

"Kondisi ini disebut sebagai ekosistem yang sekarat. Perlu penyelematan yang radikal. Semua bangsa tidak cukup dengan [melakukan] pertemuan-pertemuan global. Perlu melakukan gerak bersama," ungkapnya.

Menyadari betapa mendesaknya krisis iklim dan dampaknya yang besar terhadap masyarakat rentan, Muhammadiyah telah memulai misinya untuk menyelaraskan nilai-nilainya dengan praktik-praktik berkelanjutan.

ARTIKEL LAINNYA: SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Bantul Gelar Job Fair

Selain itu mengembangkan budaya hijau, inovasi, dan kerja sama untuk memberikan kontribusi yang berarti terhadap upaya-upaya di seluruh dunia untuk mengatasi isu-isu perubahan iklim khususnya di tingkat global, tingkat akar rumput dan komunitas.

Global Forum diharapkan mengeksplorasi dan berbagi nilai-nilai Islam sebagai sumber inspirasi untuk menumbuhkan apresiasi mendalam terhadap alam. Selain itu memunculkan komitmen terhadap praktik berkelanjutan dalam komunitas global.

Global Forum for Climate Movement ini menyediakan platform dinamis bagi beragam pemangku kepentingan untuk terlibat dalam dialog konstruktif, bertukar gagasan, dan membentuk secara kolaboratif untuk aksi iklim di masa depan.

Partisipasi Muhammadiyah dalam forum global ini menegaskan komitmennya untuk menyumbangkan perspektif Islam, berbagi pengalaman, dan belajar dari pihak lain,serta mendorong gerakan iklim yang lebih inklusif dan efektif. (*)