Dokter Spesialis Kulit Ungkap Mitos dan Fakta Perawatan Kulit Bayi
Banyak ibu masih menggunakan produk perawatan kulit dewasa untuk bayi mereka.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Mitos seputar perawatan kulit bayi yang masih beredar luas di masyarakat menjadi sorotan utama acara Momfluencer Gathering yang digelar oleh Baby-dee, produsen produk perawatan kulit bayi, Rabu (28/8/2024), di Yogyakarta.
Dokter spesialis dermatologi dan venereology, dr He-Yeon Asva Nafaisa MSc Sp DV, mengungkapkan beberapa kesalahpahaman umum yang masih dipercaya oleh banyak orang tua.
"Banyak ibu masih menggunakan produk perawatan kulit dewasa untuk bayi mereka, padahal ini bisa berbahaya," ujar dr Asva dalam presentasinya.
Salah satu mitos yang dibantah adalah anggapan bahwa semua produk bayi aman digunakan. "Orang tua harus waspada terhadap kandungan berbahaya seperti alkohol dan SLS/SLES dalam produk bayi," tegasnya.
Kulit sensitif
Dia menekankan pentingnya memilih produk hypoallergenic dan pH balanced untuk kulit bayi yang sensitif. "Aplikasikan pelembab minimal dua kali sehari, terutama setelah mandi atau saat cuaca ekstrem," saran Asva.
Sesi diskusi tentang Mitos atau Fakta bertujuan untuk meluruskan kesalahpahaman umum. "Misalnya, seperti tadi disebutkan, kena air susu bisa membuat kulit menjadi ruam, padahal kan tidak begitu," jelasnya mencontohkan salah satu mitos yang masih dipercaya oleh banyak ibu.
Ia menambahkan penggunaan minyak telon, meskipun populer karena aromanya yang khas, sebenarnya bisa menjadi pencetus alergi pada bayi. "Padahal sebenarnya bukan sesuatu yang aman untuk bayi, tapi dipakai terus karena wanginya enak," ujarnya.
Duma Widiyanti selaku Marketing Manager Baby-dee, menambahkan, kulit bayi 40-60 persen lebih tipis dari kulit dewasa sehingga membutuhkan perawatan khusus.
Secara alami
Dia juga menyoroti fakta mengenai kulit bayi belum mampu menyembuhkan diri atau memproduksi minyak secara alami. Menurut Duma, banyak ibu yang masih kesulitan mengenali perbedaan antara berbagai masalah kulit bayi, yang sering kali berujung pada kesalahpahaman dan penanganan yang kurang tepat.
"Kita harapkan dengan adanya acara ini, mereka bisa mendapatkan pengetahuan langsung dari dokter kulit," ungkap Duma.
Edukasi semacam ini, lanjutnya, tidak hanya bermanfaat bagi para ibu tetapi juga diharapkan dapat disebarluaskan kepada ibu-ibu lainnya yang tidak dapat mengikuti acara tersebut.
"Itu alasan kenapa mengajak influencer," tambahnya, menekankan peran influencer menyebarkan pengetahuan ini ke audiens yang lebih luas.
Pelembab
Acara yang diikuti oleh puluhan ibu influencer ini juga membahas pentingnya frekuensi penggunaan pelembab.
Baby-dee mengambil langkah proaktif dalam mengedukasi masyarakat dengan menyediakan rangkaian produk bebas alkohol dan SLS. "Komitmen kami adalah menyediakan produk aman yang sesuai dengan kebutuhan kulit bayi," kata Duma.
Acara ini menandai langkah signifikan dalam upaya memberantas mitos perawatan kulit bayi dan menyebarkan informasi berbasis ilmiah kepada masyarakat. (*)