Cegah Stunting, Menikah Jangan Terlalu Muda atau Terlalu Tua

Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto , berpesan untuk melakukan pencegahan, dimulai dari sekarang.

Cegah Stunting, Menikah Jangan Terlalu Muda atau Terlalu Tua
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, menyampaikan pengarahan pada Kegiatan Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Tahun 2024, Jumat (26/1/2024), di Sleman. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Stunting menjadi fokus perhatian pemerintah dari level pusat hingga daerah. Berbagai langkah dilakukan demi mempersiapkan generasi unggul yang akan memimpin dan menata negara ini menandai 100 Kemerdekaan RI atau Indonesia Emas 2045.

Program besar tersebut tidak akan berjalan mulus apabila masih ada stunting. Mengingat pentingnya upaya pencegahan stunting, Anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, kembali berpesan kepada masyarakat untuk sebisa mungkin melakukan pencegahan, dimulai dari sekarang.

“Menikah jangan terlalu muda atau terlalu tua. Jika punya anak jangan terlalu dekat jaraknya serta jangan terlalu banyak,” ujarnya saat memberikan pengarahan pada Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Tahun 2024, Jumat (26/1/2024), di Balai Aspirasi Masyarakat Kalurahan Sinduadi Mlati Sleman.

Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI itu menyampaikan, empat hal tersebut yang perlu memperoleh perhatian, sekaligus dijadikan sebagai pedoman pencegahan stunting. Sedangkan yang lain-lain sifatnya hanya tambahan saja.

Contoh, kata Sukamto, sejak dini anak-anak dan remaja hendaknya dibiasakan dan suka mengonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan. Selain bermanfaat bagi pertumbuhan fisiknya, kelak saat dewasa dan menikah kondisinya sehat.

Sesi foto bersama narasumber, tamu undangan dan peserta Sosialisasi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting. (istimewa)

Bagaimana pun, kata politisi senior yang oleh DPP PKB diplot sebagai Calon Bupati Sleman pada Pilkada 2024 itu, kesehatan adalah yang paling utama dan perlu memperoleh perhatian.

“Orang kaya apabila tidak sehat maka tidak bisa menikmati kekayaannya. Kesehatan adalah kekayaan yang paling tinggi nilainya,” ujarnya dalam beberapa kesempatan.

Sukamto yang pada Pemilu 2024 maju lagi ke DPR RI melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten itu menyatakan dukungannya terhadap program percepatan penurunan stunting.

Sekaligus dia mengapresiasi kerja keras, kolaborasi dan sinergi semua pihak yang bahu membahu menurunkan angka stunting di Provinsi DIY.

Narasumber lainnya, Inspekur Utama BKKBN Ari Dwikora Tono antara lain menyatakan BKKBN akan terus konsisten dengan program percepatan penurunan stunting dengan menitikberatkan pada pencegahan.

Salah satunya melalui kegiatan sosialisasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat. Hal serupa disampaikan Sekretaris Perwakilan BKKBN DIY, Zainal Arifin. Harapannya angka stunting di DIY saat ini yang mencapai 16,4 persen pada 2024 turun menjadi 14 persen.

Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun. Stunting menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Akibat kekurangan gizi menahun, balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya. (*)