BKKBN dan Anggota DPR RI Sukamto Beri Edukasi Cegah Stunting

Orang tua jangan bermimpi anaknya bisa mengatur negara jika angka stunting masih tinggi.

BKKBN dan Anggota DPR RI Sukamto Beri Edukasi Cegah Stunting
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, memberikan sambutan dan pengarahan pada kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja, Senin (22/1/2024), di Gamping Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Diinisiasi oleh anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus memberikan edukasi pencegahan stunting. Tujuannya agar terbentuk generasi unggul guna menyongsong Indonesia Emas 2045.

Kegiatan yang dikemas melalui Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja itu kembali digelar, Senin (22/1/2024), di Gilas Production Dusun Tlogo Gamping Sleman.

Sebagai narasumber Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani, Kepala DP3AP2 Kabupaten Sleman Wildan Solichin serta anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH.

Memberikan sambutan dan pengarahan serta memandu dialog dan tanya jawab, Sukamto menyampaikan empat hal yang perlu dijadikan pedoman pencegahan stunting yaitu jangan terlalu muda menikah atau jangan terlalu tua. Jika punya anak jangan terlalu dekat jaraknya serta jangan terlalu banyak.

“Anak stunting pasti menjadi beban orang tua. Selamanya. Bahkan ada orang tua merasa susah memikirkan siapa yang akan ngopeni anaknya kalau sudah meninggal,” kata anggota legislatif pusat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani menyampaikan edukasi. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Itu sebabnya, anggota DPR RI yang antara lain membidangi kesehatan, ketenagakerjaan serta sosial itu berharap, masyarakat apabila menemui kesulitan bisa menghubungi dirinya atau mengundangnya.

Tak hanya itu, pensiunan Polri yang pernah menjadi wakil Sultan HB X saat memimpin Kadin DIY itu juga beharap apabila ada yang memiliki saudara atau tetangga stunting, difabel ditambah kondisinya miskin, maka tidak perlu gelisah. Berdasarkan konstitusi UUD 1945 mereka menjadi tanggung jawab negara.

Hanya saja, menurut anggota Badan Anggaran DPR RI itu, mengingat situasi keuangan negara pas-pasan sehingga bantuan yang diberikan terkesan masih sekadarnya, setidaknya bila dibandingkan Amerika Serikat (AS) yang disebut-sebut sebagai negara maju dan sudah hampir 500 tahun merdeka. “Situasi keuangan negara memang pas-pasan sehingga bantuan yang diberikan saat ini baru ala kadarnya,” kata Sukamto.

Lebih lanjut, Sukamto yang pada Pemilu 2024 maju lagi ke DPR RI lewat Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten itu memberikan apresiasi angka stunting di Kabupaten Sleman tahun 2023 turun 2,73 persen dan DIY pada angka 16,4 persen. Sedikit lagi akan mencapai target 14 persen.

Menurut dia, orang tua sekarang ini jangan bermimpi anak-anaknya bisa mengatur negara, misalnya jadi Kapolsek, Danramil atau kepala dinas, jika angka stunting masih tinggi. “Sekarang ini ujian kepala dukuh saja pakai komputer,” ujarnya seraya berpesan jika sedang hamil agar sering bersedekah supaya anaknya cerdas.

Ketua Komisi C DPRD Sleman, Rahayu Widi Nuryani, menyerahkan doorprize dari BKKBN untuk peserta.  (sholihul hadi/koranbernas.id)

Merujuk data, Sukamto menegaskan stunting tidak mesti berasal dari keluarga miskin meskipun angka kemiskinan DIY 11,2 persen dan berdasarkan hasil penelitian Yogyakarta merupakan daerah termiskin se-Jawa.

“Ngeri, tapi kenapa orangnya tenang, karena ada falsafah mangan ora mangan dapat berkah dari Ngarsa Dalem,” kata Sukamto.

Sedangkan Wildan Solichin menjelaskan stunting merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak karena gizi kronis dan penyakit yang berulang. Dia menegaskan stunting tidak menular.

“Jika seorang ibu saat mengandung tidak cukup akan kebutuhan gizi dan protein bayi yang dilahirkan fisik dan otaknya tidak bisa berkembang sebagaimana bayi normal,” jelasnya.

Wildan mengakui mengatasi stunting lebih sulit dibanding mencegahnya. “Bagaimana cara mencegah stunting? Tolong kalau menikahkan putrinya jangan terlalu muda. Berdasarkan undang-undang minimal 19 tahun, kemudian didewasakan menjadi 21 tahun agar benar-benar siap menjadi calon ibu,” ucapnya.

ARTIKEL LAINNYA: Stunting Pasti Bermasalah dan Berbahaya

Kenapa 21 tahun? Menurut dia, pada usia batas pertumbuhan fisik sudah maksimal. Berbeda jika masih remaja kemudian hamil maka janin bisa berpotenai stunting karena sang ibu masih pada masa pertumbuhan.

Artinya, porsi gizi yang semestinya terserap lebih banyak untuk janin sebagian besar terserap untuk pertumbuhan sang ibu. “Ketika pertumbuhan sudah berhenti pada usia 21 tahun maka saat mengandung sudah aman,“ jelasnya.

Wildan pun menyarankan tiga bulan sebelum tanggal pernikahan sebaiknya calon pengantin mendaftarkan diri di KUA (Kantor Urusan Agama) supaya bisa mengikuti sekolah calon pengantin, semacam bimbingan teknis atau edukasi.

Calon pengantin memperoleh bekal bagaimana menyiapkan diri sebagai calon ibu muda, bagaimana persiapan saat hamil dan menyusui serta merawat bayi sejak dari dalam kandungan sampai lahir supaya tidak stunting.

“Tidak mungkin membuat angka stunting turun menjadi nol persen. Lima persen sudah dianggap sebagai zero stunting. Mari bersama-sama mencegah stunting, mencegah lebih mudah daripada mengatasi stunting,” ajaknya.

ARTIKEL LAINNYA: Anggota DPR RI Sukamto Dukung Program Percepatan Penurunan Stunting

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat (AS) yang sering dicap sebagai negara maju angka stunting di sana bertahan tiga persen. Angka stunting Indonesia idealnya lima persen.

Sementara Andi Ritamariani menyatakan BKKBN hadir pada acara kali ini karena menjadi salah satu mitra Komisi IX DPR RI di Senayan terutama terkait dengan percepatan penurunan stunting.

Dia menyatakan pada tahun 2045 negara ini memasuki Indonesia Emas. “Bisakah kita mewujudkan generasi emas 2045 jika angka stunting masih tinggi? Pemerintah hadir salah satunya melalui kegiatan seperti saat ini,” kata Rita.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan atau gagal tumbuh terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan sampai 24 bulan. Inilah masa emas yang salah satunya ditandai ubun-ubun bayi belum tersambung tulang, baru akan tersambung saat bayi berumur dua tahun.

Artinya, kecerdasannya masih terbuka. “80 persen perkembangan kecerdasan anak terbentuk pada usia emas. Kita betul-betul konsens terhadap 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.

ARTIKEL LAINNYA: Pariwisata DIY Tetap Menjadi Idola

Berdasarkan perhitungan, tingkat kecerdasan atau IQ orang Indonesia rata-rata 78 atau pada urutan 109 dari 190 negara di dunia. Tertinggi Jepang pada angka 130.

“Jauh nggak?” tanya wanita asal Sulawesi itu.

“Jauh...” Peserta menjawab kompak.

Rita menyampaikan, angka stunting DIY saat ini 16,4 persen. Artinya dari 100 kelahiran terdapat 16 bayi stunting.

Dia sepakat, mencegah stunting lebih mudah sebab jika telanjur terjadi maka selamanya akan bergantung pada orang lain. “Area kita adalah upaya pencegahan stunting. Jika sudah melewati masa emas dua tahun itu maka sulit bisa kembali normal,” jelasnya.

ARTIKEL LAINNYA: Pembelajaran Khas Kejogjaan untuk Menjadikan DIY Terkemuka di Asia Tenggara

Sebagaimana Sukamto dan Wildan, dalam kesempatan itu Rita menyarankan tiga bulan sebelum menikah sebaiknya calon pengantin putri periksa ke fasilitas kesehatan, termasuk dicek apakah anemia atau tidak. Kemudian diukur lingkar lengan atas idelanya 23,5 cm. “Anemia kita intervensi, supaya normal diberikan tablet tambah darah,” tambahnya.

Dia juga menyarankan agar ibu hamil mengonsumsi makanan kaya protein teramasuk buah, sayur serta susu. Satu lagi, jangan sampai stres karena akan berpengaruh pada pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Hadir pula pada kegiatan itu Ketua Komisi C DPRD Sleman Rahayu Widi Nuryani. Secara khusus dia memberikan apresiasi kepada anggota DPR RI H Sukamto SH yang sangat luar biasa membawa beragam program dari kementerian, fisik mapun non fisik, untuk masyarakat demi mendukung kemajuan Sleman. (*)