Anggota DPR RI Sukamto Dukung Program Percepatan Penurunan Stunting

Mari menjaga anak cucu kita jangan sampai ke depan ada yang stunting.

Anggota DPR RI Sukamto Dukung Program Percepatan Penurunan Stunting
Kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja H Sukamto SH di Dusun Demangan Maguwoharjo Depok Sleman. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, menegaskan komitmennya mendukung program percepatan penurunan stunting. Ini karena kesehatan merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh pada pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045.

Komitmen itu disampaikan saat memberikan sambutan, pengarahan sekaligus memandu diskusi dan tanya jawab  pada kegiatan Promosi dan KIE (Komunikas Informasi dan Edukasi) Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Tahun Anggaran 2024 di Provinsi DIY.

Acara yang berlangsung, Sabtu (20/1/2024) di Dusun Demangan Kalurahan  Maguwoharjo Kapanewon Depok Sleman kali ini juga dihadiri narasumber Wildan Solichin sebagai Kepala DP3AP2 Kabupaten Sleman,  Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi DIY Andi Ritamariani serta Inspekur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono.

“Kita harus mempersiapkan generasi masa yang akan datang, mari menjaga anak cucu kita jangan sampai ke depan ada yang stunting,” ujarnya di hadapan ratusan peserta kegiatan tersebut.

Secara khusus, anggota legislatif pusat yang pada Pemilu 2024 maju lagi ke DPR RI sebagai caleg dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten itu meminta jajaran BKKBN di DIY untuk tidak lelah memberikan pemahaman kepada masyarakat seputar bahaya stunting.

ARTIKEL LAINNYA: Tetap Bergaya Retro Klasik, TVS Callisto 125 Usung Sederet Keunggulan Baru

Menurut Sukamto, satu yang tidak boleh diabaikan adalah masa partumbuhan emas yaitu 1.000 hari pertama kehidupan. Upayakan sejak di dalam kandungan bayi memperoleh asupan gizi yang seimbang. Caranya cukup sederhana, selain banyak mengonsumsi sayur dan buah juga rutin makan telur minimal satu butir sehari. “Syukur dua,” ujarnya.

Sukamto juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran BKKNN pusat sampai daerah termasuk di DIY dengan berbagai cara menjalin sinergi serta kolaborasi untuk menurunkan angka stunting. Saat ini angka stunting DIY pada kisaran 16,4 persen, ditargetkan tahun ini bisa turun menjadi 14 persen.

Harapan serupa disampaikan Ari Dwikora Tono, Andi Ritamariani maupun Wildan Solichin. Sependapat dengan Sukamto, mereka menyatakan pentingnya memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anak terutama pada usia emas. Persiapan menuju Indonesia Emas 2045 harus dipersiapkan mulai dari sekarang.

Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun. Stunting menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Akibat kekurangan gizi menahun, balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya.

Usai diskusi dan tanya jawab dilakukan pembagian doorprize bagi peserta yang beruntung serta foto bersama narasumber dengan para peserta maupun panitia. (*)