Kunyit Putih Manjur Kendalikan Penyakit Paling Menakutkan Sekalipun
KORANBERNAS.ID -- Nenek moyang kita sejak dulu kala memiliki kearifan lokal di berbagai bidang. Pertanian misalnya punya lintang luku yang digunakan sebagai patokan memulai sesuatu. Demikian pula saat menebang bambu, kapan harus dilakukan supaya tidak bubukan.
Dalam bidang kesehatan, banyak jenis empon-empon mustajab digunakan untuk menjaga kesehatan maupun menyembuhkan penyakit.
Satu di antaranya yang selalu tersedia di dalam bothekan (tempat menyimpan empon-empon) adalah kencur, kunir (kunyit) kuning maupun putih.
Ketika seorang dukun bayi menolong ibu melahirkan zaman dulu, welat atau pisau bambu yang dipakai memotong usus bayi selalu diberi kunyit.
Bayi pun terhindar dari infeksi. Semua itu berjalan berdasarkan ilmu titen dan bimbingan Allah SWT.
Pada perkembangannya, dari hasil penelitian yang panjang secara ilmiah ternyata kunyit memang memiliki kandungan antibiotik yang berkhasiat menanggulangi infeksi.
Termasuk kunyit putih memiliki banyak sekali zat yang sangat berguna menanggulangi berbagai penyakit, bahkan penyakit-penyakit yang menakutkan sekalipun.
Dwiyati di depan rumahnya yang sederhana untuk ukuran seorang profesor. (istimewa)
Prof Dr Ir Hj Dwiyati Pujimulyani MP, alumnus SMA Negeri 1 “Teladan” Yogyakarta tahun 1983 yang kini staf pengajar Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Sedayu Bantul melakukan penelitian kunyit putih kemudian mengembangkannya sebagai obat herbal.
Ini karena curcuma mangga val atau curcuma DP bisa menjadi obat alami yang manjur serta aman dikonsumsi.
Di antaranya untuk mengobati kanker, diabetes, hipertensi, kolesterol, pusing, pundak pegal, kaku, tidak bersemangat, jantung dan banyak lagi.
"Saya mengonsumsi anti kolesterolnya dan badan terasa enak," kata Drg H Ircham Mahfoedz, pensiunan dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta yang tetap menjadi pegiat pendidikan dan dosen di beberapa perguruan tinggi swasta, Sabtu (3/11/2019).
Dalam penelitiannya, Prof Dwiyani menemukan zat kurkuma yang terkandung dalam kunyit putih berkhasiat antiperadangan.
Sedang rebosone inacting protein bermanfaat menonaktifkan perkembangan sel kanker, kista dan tumor bahkan merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Testimoni lain datang dari Panut Purwanto, mantan fotografer Biro Umum Humas dan Protokol Pemda DIY.
Pekerjaan yang padat dan harus mengikuti kunjungan para pejabat untuk membuat dokumentasi itu diganggu oleh ketidaknyamanan tubuh. Dengan mengonsumsi obat herbal kunyit putih akhirnya gangguan teratasi.
Rimpang-rimpang kunyit teronggok di teras rumah Prof Dwiyati. (istimewa)
Hanya Rp 20.000
Di rumahnya yang sederhana untuk ukuran seorang Profesor, banyak teronggok rimpang-rimpang kunyit putih. Rimpang kunyit putih mangga apabila dipotong mengeluarkan aroma mangga.
Ada pasukan yang membantu dalam proses produksinya. Di bawah bendera Windra Mekar dengan penanggung jawab teknis Ratih Dwi Setyaningrum SFar Apt, produksi terus berjalan guna nemenuhi permintaan masyarakat.
Obat herbal berbentuk kapsul itu harganya sangat murah. Hanya Rp 20.000 per botol. Bandingkan dengan harga obat pabrikan yang sangat mahal.
Kenapa harga jualnya amat murah, menurut Prof Dwiyati, ini sebagai bentuk pengabdian membantu masyarakat yang terkendala masalah kesehatan.
"Dengan melewati proses pengolahan dalam bentuk kapsul, dosisnya akan sangat tepat. Berbeda jika kita mengobati diri sendiri langsung dari rimpang aslinya kita tidak tahu seberapa banyak harus kita ramu," kata Drg Ircham. (sol)