Alokasi Dana Cukai Tembakau Kebumen Naik Rp 19 Miliar

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Penerimaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau ( DBHCHT) di Kabupaten Kebumen tahun 2025 direncanakan naik Rp 6 miliar menjadi Rp 19 miliar dibandingkan penerimaan tahun 2024.

Rencananya, dana cukai tembakau sebanyak Rp 12 miliar lebih dialokasikan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan bantuan iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kebumen Sukamto mengungkapkan hal itu pada sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Penggunaan DBHCHT untuk Masyarakat, Kamis (21/11/2024).

“Kenaikan penerimaan DBHCHT salah satunya disebabkan bertambahnya produksi rokok kretek di Kebumen. Penggunaan DBHCHT untuk kesejahteraan masyarakat 50 persen dari penerimaan dan kesehatan 40 persen dari penerimaan," kata Sukamto.

Buruh pabrik rokok

Analis Kebijakan Ahli Muda Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemkab Kebumen, Eko Yunianto, menambahkan penerimaan DBHCHT di antaranya dialokasikan untuk BLT buruh pabrik rokok dan petani tembakau sebesar Rp 5,3 miliar.

Alokasi untuk bantuan iuran peserta JKN dari peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebesar Rp 7,6 miliar. Peserta JKN penerima bantuan iuran, tahun 2024 ada 15.000 orang, tahun 2025 naik menjadi 16.945 orang.

Menurut Eko Yunianto, penerimaan DBHCHT untuk Kebumen direncanakan untuk bantuan sarana produksi petani tembakau dan jalan produksi petani tembakau. "Persentase penerimaan DBHCHT naik dari dua persen menjadi tiga persen dari penerimaan cukai kabupaten/kota," kata Eko Yunianto.

Kepala Seksi Kepatuhan dan Penyuluhan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Cilacap, Irwan Priyadi, mengungkapkan penerimaan cukai rokok tahun 2025 di Kebumen dan Cilacap direncanakan Rp 600 miliar - Rp 700 miliar.

Menurut dia, penerimaan cukai terbesar dari industri rokok sigaret kretek tangan di Kecamatan Gombong dan Buayan Kabupaten Kebumen. (*)