Warga Kebumen Mampu Hasilkan Garam
KORANBERNAS.ID -- Potensi besar Industri garam di Pantai Selatan Kabupaten Kebumen, sudah mulai dinikmati warga di pesisir selatan Kecamatan Puring, tepatnya di Desa Sidoharjo. Sekelompok warga desa setempat, sudah bisa menikmati rezeki dari industri garam, meski baru skala industri rumah tangga.
Industri garam, dengan bahan baku air laut Samudera Indonesia tidak memanfaatan teknologi geomembran, dalam skala besar, seperti industri garam di Pantai Utara Jawa. Sebab luasan kebun garamnya baru sekitar 25 meter persegi. Namun pada musim kemarau seperti sekarang ini, tiap pekan kelompok tani ini bisa menghasilkan garam Kristal/krosok sampai 2,5 kuintal sekali panen dari luas kolam hanya 5 meter persegi.
”Ini milik kelompok, modal awalnya sampai Rp 17 juta, “ kata Subandriyo (34) anggota kelompok tani garam yang dipercaya memproduksi garam, Rabu (28/8/2019).
Modal sebanyak itu diantaranya untuk membeli pompa air, pipa pralon, lembaran membran dan sarana lain. Pompa air untuk mangambil air laut dialirkan ke lahan industri garam.
Subandriyo menerangkan, proses pembuatan garam berbeda dengan daerah lain. Ada beberapa kolam untuk proses penjernihan air laut. Kolam terakhir yang menjadi proses air laut menjadi garam. Karena air lebih jernih, garam kristalnya lebih bersih. “ Kadar garam dari sini, asinnya 4 kali lebih asin dibanding garam pantai utara Jawa, garam sini untuk pengawetan ikan, “ kata Subandriyo.
Meskipun luas kebun garamnya sempit, tapi bisa menghasilkan garam krosok cukup lumayan. Dalam sepekan, dia bisa memanen 2,5 kuintal garam Kristal / krosok. Harga jual garam krosok kepada konsumen Rp 4000 per kg. Kepada kelompok petani garam, disetorkan Rp 2500 per kg garam . Sisanya sebagai jasanya memproduksi garam kelompok (yve)