UAD Wisuda 2.398 Lulusan, Mereka Ditantang Hadapi Era Baru
Bagaimana kita akan berkontribusi setelah mendapatkan gelar tersebut?
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mewisuda sebanyak 2.398 lulusan dari berbagai program studi, Sabtu (4/11/2023), di Jogja Expo Center. Jumlah ini meningkat 10 persen dari periode sebelumnya yang berjumlah 2.198 orang.
Rektor UAD Prof Dr Muchlas MT mengatakan peningkatan jumlah wisudawan ini menunjukkan bahwa UAD semakin diminati oleh calon mahasiswa.
"Wisuda kali ini merupakan terbanyak dalam sejarah UAD. Hal ini menunjukkan bahwa UAD semakin diminati oleh calon mahasiswa," kata Muchlas dalam sambutannya Sabtu (4/11/2023).
Muchlas berharap bahwa para wisudawan dapat mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya dengan sebaik-baiknya. Ia juga berpesan agar para wisudawan dapat menjaga nama baik almamater UAD.
ARTIKEL LAINNYA: Rayakan 2 Tahun Keberhasilan, SiberMu Lakukan Transformasi Pendidikan
"Saya berharap agar para wisudawan dapat mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya dengan sebaik-baiknya. Jagalah nama baik almamater UAD di mana pun Anda berada," pesannya.
Pada wisuda kali ini, UAD mewisuda lulusan dari berbagai program studi, mulai dari program sarjana, sarjana terapan, hingga magister.
Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Andy Dwi Bayu Buwono, menambahkan mereka menghadapi tantangan berat di era baru, terutama dalam meraih gelar sarjana, master atau magister.
"Di era saat ini, terutama ketika ekonomi Indonesia dan ekonomi internasional sedang tidak stabil, merupakan tantangan besar. Bagaimana kita akan berkontribusi setelah mendapatkan gelar tersebut? Apakah akan kembali ke aktivitas sebelumnya, terutama bagi yang telah meraih gelar Magister? Atau mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi kita di dunia usaha. Itu pilihan yang saya pertimbangkan," ujarnya.
ARTIKEL LAINNYA: Sejumlah Guru Mengikuti Diklat Wawasan Kebhinnekaan Global
Ia juga menyarankan para wisudawan untuk melakukan introspeksi diri dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk menentukan langkah selanjutnya. Ia menekankan pentingnya beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan masyarakat 5.0.
"Kita menyadari bahwa kondisi revolusi 4.0 yang telah berlalu dan saat ini menuju pada masyarakat 5.0 atau pendidikan 5.0, membutuhkan perubahan sikap, wawasan, dan perilaku dari kita semua. Hal ini perlu kita pertimbangkan, melalui introspeksi diri. Sudah siapkah kita menerima perubahan tersebut? Baik dari segi universitas maupun dari rekan-rekan wisudawan-wisudawati," kata dia.
Ia mencontohkan, bagi wisudawan dari fakultas keguruan, tidak hanya memikirkan bagaimana menjadi guru, tetapi juga bagaimana menjadi kreator konten pendidikan.
"Bagi teman-teman di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, mahasiswa, dan calon alumni, persiapan-persiapan seperti ini harus tetap diadopsi dan dimanfaatkan. Kita harus berniat untuk berubah, karena jika tidak, berhenti berarti mati," ujarnya. (*)