Sejumlah Guru Mengikuti Diklat Wawasan Kebhinnekaan Global

Modul disampaikan pembicara melalui kanal Youtube.

Sejumlah Guru Mengikuti Diklat Wawasan Kebhinnekaan Global
Guru dan tenaga kependidikan UM mengikuti diklat WKG secara daring. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah guru program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan 001 Tahun 2023 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Universitas Negeri Malang (UM) mengikuti Diklat Wawasan Kebhinnekaan Global (WKG). Kegiatan ini digelar secara daring pada 29 Oktober 2023.

Diklat dimulai dengan pemberian modul Pembelajaran Penguatan Kebhinnekaan pada 22 Oktober 2023. Modul mencakup lima topik utama yaitu Kebhinnekaan Global, Kebhinnekaan Nasional, Kebhinnekaan dalam materi personal, Kebhinnekaan dalam sekolah dan Menjadi sekolah damai.

Modul ini dimanfaatkan para pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Melalui modul diharapkan terjadi penguatan kebhinnekaan, karena modul dirancang untuk membantu pendidik mengajarkan nilai perdamaian dan penghargaan terhadap kebhinnekaan," kata seorang peserta diklat, Yunita Wulan, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/11/2023).

Menurut guru Sekolah Kesatuan Bangsa tersebut, sejumlah materi modul disampaikan pembicara melalui kanal Youtube. Di antaranya "Pengantar Panduan Penanaman Nilai Keberagamaan" yang disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahri.

ARTIKEL LAINNYA: Sekolah Vokasi UGM Gelar ICTSD 2023, Bahas Inovasi Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan

"Modul yang telah diberikan kemudian dipaparkan dan didiskusikan pada pelaksanaan diklat yang dilaksanakan secara daring melalui google meet pada 29 Oktober 2023 lalu," jelasnya.

Diklat dihadiri Dosen UM, Usman Wahyudi dan Arief Darmawan sebagai pembicara. Kudanya  bercerita mengenai pengalaman pribadinya. Konsep itu membantu para peserta memahami materinya.

"Hal ini juga sangat berguna bagi peserta didik nantinya sehingga kebhinnekaan global dapat terwujud di lingkungan sekolah," ungkapnya.

Yunita menambahkan, diklat diharapkan dapat meningkatkan pemahaman toleransi para guru dan tenaga kependidikan dalam menumbuhkan sikap toleran. Mereka dapat menjadi pioner mengajarkan toleransi kebhinnekaan pada peserta didiknya.

Melalui modul yang disiapkan, guru memiliki skema pembelajaran yang lebih efisien untuk di sampaikan kepada peserta didik. Program kebhinnekaan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman guru baik secara konseptual maupun praktis dalam menciptakan budaya toleransi.

Budaya toleransi didasarkan atas penghargaan akan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai ajaran agama, nilai-nilai budaya atau lokal wisdom. Selain itu praktik baik yang sudah dilakukan oleh penggerak pendidikan di Indonesia.

"Melalui pelatihan ini juga diharapkan toleransi dapat terlaksana di dalam lingkungan pendidikan yaitu di sekolah, sehingga budaya saling menghargai akan keragaman sebagai basis adanya sekolah yang aman dan nyaman bisa tercipta," tandasnya. (*)