Stunting di Wijirejo Peroleh Perhatian UNU Yogyakarta
Wijirejo merupakan salah satu desa produktif di Pandak Bantul.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dosen dan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta telah melakukan pengabdian untuk membantu menanggulangi permasalahan stunting di Desa Wijirejo Kapanewon Pandak Bantul.
Kegiatan dilakukan mulai 1 Juli 2024 itu untuk memberikan edukasi melalui sosialisasi mengenai urgensi stunting serta memberikan pelatihan pembuatan makanan sehat atau makanan tambahan dalam meningkatkan gizi anak.
Wijirejo merupakan salah satu desa produktif di Pandak Bantul. Tercatat anak di bawah dua tahun (baduta) sejumlah 206 dan balita 486 anak. Dari data tersebut, hampir 5 persen baduta dan balita terindikasi stunting.
Stunting merupakan kondisi di mana anak di bawah usia 5 tahun (bayi balita) tidak tumbuh subur akibat kekurangan gizi kronis sehingga mengakibatkan anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Stunting dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, perkembangan otak dan kemampuan kognitif yang tertunda.
Menggunakan hibah
Melalui rilis ke redaksi koranbernas.id, Senin (23/9/1024), Dosen Akuntansi UNU Yogyakarta Zulfatun Ruscitasari mengatakan kegiatan pengabdian masyarakat menggunakan hibah yang didanai oleh DRTPM Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2024.
Selain dirinya, beberapa dosen UNU Yogyakarta lainnya adalah Joang Ipmawati (Dosen Informatika), Nurul Faizah (Dosen Farmasi) serta beberapa mahasiswa yang turut serta terjun ke lapangan.
"Beberapa kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi dan edukasi mengenai stunting, pelatihan dan pendampingan dalam membuat makanan tambahan serta perancangan dan mengimplementasikan sistem informasi data stunting," kata Zulfatun.
Sosialisasi serta edukasi bertujuan memberikan pemahaman mengenai stunting. Dalam kegiatan ini disampaikan bagaimana urgensi stunting dan dampaknya bagi anak, serta bagi ibu hamil diberikan pendampingan tentang bagaimana mencegah stunting sejak dini.
Makanan tambahan
Selain itu, juga dilakukan kegiatan pendampingan serta pelatihan membuat makanan tambahan yaitu brownies kukus yang berbahan dasar ubi dan bayam merah.
"Pada kegiatan ini para ibu di Desa Wijirejo diberikan sosialisasi mengenai sistem informasi stunting sekaligus dilakukan pendampingan untuk mengimplementasikan sistem informasi tersebut. Tim PKM Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta memfasilitasi implementasi sistem informasi data stunting dengan membantu proses pencatatan data bayi dan meng-input data tersebut ke sistem," tambah Zulfatun.
“Dengan adanya kegiatan PKM dosen serta mahasiswa UNU Yogyakarta, Insyaallah akan membawa perubahan yang baik bagi balita-balita stunting di Desa Wijirejo dan bisa normal kembali serta dapat memberi kontribusi yang baik untuk Kalurahan Wijirejo,” ujar Wisnu Riyanto, Lurah Kalurahan Wijirejo.
Baginya, kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan peran perguruan tinggi dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat seperti stunting. Dosen dan mahasiswa UNU Yogyakarta membuktikan, melalui kolaborasi dan inovasi upaya mencegah stunting menjadi efektif sehingga menghasilkan generasi yang sehat dan kuat di masa depan. (*)