Setahun, Unsoed Bertambah 40 Guru Besar Baru

Setahun, Unsoed Bertambah 40 Guru Besar Baru
Rektor Unsoed Prof.Dr.Ir Akhmad Sodiq M.Sc.,Agr.,IPU. (kanan) bersama Ketua Senat Unsoed Prof. Dr. Ir. Mas Yedi Sumaryadi, M.S., IPU, ASEAN (kiri) menga[it lima profesor baru. (prasetiyo/koranbernas.id)  

KORANBERNAS.ID, PURWOKERTO--Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) terus menambah guru besarnya. Pada sidang terbuka senat pengukuhan profesor di Graha Widyatama Prof Rubijanto Misman Unsoed, Kamis (23/11/2023), lima profesor baru kembali dikukuhkan.

Mereka terdiri, Prof. Dr. Dwiyanto Indiahono, S.Sos., M.Si, sebagai Profesor Bidang Ilmu Kebijakan Publik -Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POlitik (FISIP), Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si sebagai Profesor Bidang Ilmu Komunikasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (FISIP), Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.Si., D.Tech.Sc, sebagai profesor Bidang Ilmu Ekologi Tanaman (Fakultas Pertanian), dan dua orang dari Fakultas Hukum yakni Prof. Dr. Abdul Aziz Nasihudin, S.H., M.M., M.H, sebagai Profesor Bidang Ilmu Hukum Perundang-undanganan dan Prof. Dr. Kadar Pamuji, S.H., M.H, sebagai profesor Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara

“Selama setahun ini, terdapat pertambahan jumlah profesor yang sangat signifikan, yakni 40 orang. Sehingga guru besar aktif di Unsoed kini berjumlah 133 orang,” ujar Rektor Unsoed Prof.Dr.Ir Akhmad Sodiq M.Sc.,Agr.,IPU.

Rektor Akhmad Sodiq mengapresiasi orasi ilmiah kelima profesor baru pada sidang terbuka senat pengukuhan profesor ini.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Indiahono dan Prof. Adhi Iman Sulaiman, menggambarkan betapa pentingnya kualitas manajemen kebijakan publik serta eksistensi komunikasi partisipatif di ruang publik sebagai bagian dari perwujudan tata kelola yang baik sekaligus mewujudkan pembangunan sekaligus pemberdayaan pada masyarakat, khususnya di perdesaan.

“Begitu pula dengan gagasan Prof. Abdul Aziz Nasihudin dan Prof. Kadar Pamuji,  sejatinya mengingatkan kita akan pentingnya meletakkan nilai-nilai yang bersumber dari agama serta landasan filosofis sebagai norma, sehingga suatu aturan hukum senantiasa hadir dalam upaya mewujudkan kualitas administrasi pemerintahan yang mendorong mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” katanya.

Demikian halnya yang disampaikan Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu tentang Ketahanan dan Keamanan Pangan adalah kebutuhan dunia di masa kini dan masa-masa mendatang, dengan senantiasa meletakkan keberpihakan terhadap kualitas lingkungan yang selaras dengan peningkatan produksi pangan itu sendiri.

Rektor Akhmad Sodiq juga mengemukakan, salah satu peran strategis institusi perguruan tinggi adalah menjadi padang penggembalaan ide dan gagasan. Kampus menjadi ladang tempat persemaian loncatan pemikiran yang mampu melampaui zamannya. Universitas menjadi rumah yang nyaman bagi tumbuh, mekar, dan berseminya kebaruan pengetahuan, yapara guru ng senantiasa berusaha menjawab harapan dan kebutuhan.

Dalam konteks tersebut, lanjut Rektor Akhmad Sodiq, maka momen pengukuhan guru besar tidaklah dimaknai sebagai sebuah seremonial akademik belaka. Bagi Unsoed, momen pengukuhan adalah ruang dan waktu apresiasi sekaligus episode artikulasi akan komitmen dan kecintaan beliau-beliau yang dikukuhkan tersebut akan ilmu pengetahuan yang berkah dan manfaat bagi kehidupan. (*)