Anak-anak Belajar Membuat Olahan Telur Bebek dan Menjualnya

Market Day menjadi sarana siswa untuk belajar.

Anak-anak Belajar Membuat Olahan Telur Bebek dan Menjualnya
Pembukaan Market Day di TK Negeri Pembina Bantul, Senin (16/10/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Suasana TK Negeri Pembina Bantul di Jalan Parangtritis Km 8,5 Tembi, Timbulharjo Sewon tampak riuh dan ramai saat acara Market Day, Senin (16/10/2023).

Kegiatan itu dibuka  oleh Sekretaris Disdikpora Bantul Dr Titik Sunarti Widyaningsih ditandai pengguntingan pita dilanjutkan peninjauan lokasi Market Day yang diikuti 140 siswa dan terbagi dalam beberapa kelompok.

Dengan didampingi wali dan guru, anak-anak itu berkegiatan menjual dan membeli aneka olahan dari telur. Mulai telur asin, kacang telur, kue janagel dan aneka lauk serta makanan dari telur.

Pengemasan barang juga dibuat sangat menarik, bahkan telur asin ada yang diberi mata dan topi dari kertas warna warni. Sangat indah dan menarik.

Kegiatan jual beli oleh siswa. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Harga yang dibanderol Rp 1.000 dan Rp 2.000 untuk setiap item yang dijual. Kegiatan Market Day merupakan gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Makananku Sehat,Tubuhku Kuat.

"Di sini siapa yang pengin jadi presiden?. Pengin jadi pilot? Pengin jadi dokter? Nah semua harus terus belajar ya, termasuk kegiatan hari ini," kata Titik Sunarti.

Market Day menjadi sarana siswa untuk belajar.

Kepala TK Negeri Pembina Bantul, Zulianti SPd, mengatakan kegiatan P5 dalam setahun dilaksanakan dua kali.

"Saat ini yang kami gelar adalah yang pertama," kata Zulianti kepada koranbernas.id di lokasi.

Telur asin yang dihias. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Untuk kegiatan P5 para siswa mengikuti dan mempersiapkan selama 10 hari dengan dibantu wali atau orang tua dan guru.

Hari pertama anak diputarkan video peternakan bebek, termasuk bagaimana proses membuat telur asin baik menggunakan batu bata ataupun abu.

Hari kedua, siswa membawa batu bata dan abu ke sekolah. Secara bersama-sama batu bata tersebut dihancurkan.

Hari ketiga, siswa membuat telur asin yakni telur dibungkus menggunakan abu ataupun batu bata yang telah diberi air serta garam lalu disimpan.

ARTIKEL LAINNYA: Camilan Sehat, Pisang Hijau Daun Kelor Karya Mahasiswa UNY

Hari keempat, mereka diajari memilih kacang, membersihkan lalu membaluri dengan telur dan diinteri tepung. Setelahnya di bawah pengawasan orang tua dan guru menggoreng kacang telur tersebut.

Pada hari kelima, siswa melakukan packing kacang telur dengan aneka wadah yang menarik. Hari keenam, siswa diajari membuat janagel dan hari berikutnya melakukan packing.

Pada hari kedelapan telur asin dibongkar kemudian dikukus ataupun direbus. Hari kesembilan dilakukan acara makan bersama nasi dengan lauk telur asin.

Siswa kemudian diberi telur mentah untuk dibawa pulang agar dimasak bersama orang tuanya. Pada hari kesepuluh dilakukan Market Day di mana siswa diberi uang dari orang tua berbentuk pecahan untuk digunakan berjualan dan belanja.

ARTIKEL LAINNYA: Weekend Market Hyatt Regency Yogyakarta Ajang Promosi UMKM Jogja

"Ada banyak nilai yang kita ajarkan kepada anak-anak," kata Zulianti.

Nilai tersebut di antaranya kebersamaan, kerja sama, belajar wirausaha, mengenal uang sebagai alat pembayaran walaupun sekarang sudah ada uang digital dan ada nilai kerja keras.

"Dari praktik, siswa paham bahwa dengan diolah dan kerja keras maka nilai barang tersebut menjadi lebih mahal," katanya. (*)