UGM Mengundang Ribuan Akademisi dari 43 Negara

Konferensi AAS di UGM termasuk terbesar di dunia untuk ukuran jumlah peserta.

UGM Mengundang Ribuan Akademisi dari 43 Negara
Konferensi pers persiapan AAS di Universitas Gadjah Mada. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) akan menjadi tuan rumah bagi konferensi internasional Association for Asian Studies (AAS)-in-Asia yang akan digelar pada 9-11 Juli 2024.

Pada konferensi itu, UGM mengundang lebih dari 1.500 akademisi, mahasiswa, seniman dan praktisi dari 43 negara, termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Kanada, Jerman, Belanda, Inggris, Korea Selatan, Australia.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof Dr Wening Udasmoro menyatakan konferensi AAS yang diselenggarakan di UGM termasuk yang terbesar di dunia untuk ukuran jumlah pendaftar, presenter dan peserta.

"UGM sebagai tuan rumah dan lokasinya di Yogyakarta menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta untuk datang," ungkapnya saat konferensi pers, Kamis (13/6/2024).

Konferensi AAS ke-10 bertema Global Asias: Latent Histories, Manifest Impacts. Tema ini dipilih mengingat Asia telah lama menjadi persimpangan global dari berbagai peradaban, politik, perdagangan, migrasi, agama, seni, dan budaya material.

Dunia lain

Tujuan konferensi untuk mengeksplorasi kemajemukan, kompleksitas dan dinamika Asia dalam hubungannya dengan belahan dunia lain, dari masa lalu hingga masa kini.

Ketua Panitia Pengarah Prof Dr Pujo Semedi Hargo Yuwono MA menyatakan konferensi menjadi momentum pertukaran pengetahuan akademik dan pemikiran untuk melakukan dekolonisasi pengetahuan yang selama ini banyak didominasi oleh bangsa Barat.

"Seperti nasib politik Asia masa lalu, produksi pengetahuan didominasi bangsa lain. Konferensi ini menjadi kesempatan bagi kita untuk membangun relasi pengetahuan yang setara," katanya.

Persiapan penyelenggaraan konferensi bertaraf internasional ini telah dilakukan sejak setahun silam dengan mengacu pada penyelenggaraan sebelumnya di Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Prof Dr Mirwan Ushada selaku anggota panitia pelaksana menambahkan beberapa delegasi dari UGM dikirim untuk mengikuti konferensi sebelumnya agar pelaksanaan di UGM memiliki ciri khas tersendiri.

Lokakarya

Kegiatan AAS-in-Asia Conference 2024 akan dibagi dua sesi yakni pra-konferensi dan konferensi utama. Pada sesi pra-konferensi tanggal 8 Juli akan diselenggarakan dua lokakarya yaitu lokakarya tentang rekonsiliasi antara Timor Leste dan Indonesia, serta lokakarya dengan tema Migration and Interconnectivity in the Global South.

Sesi konferensi utama akan dibuka Rektor UGM Prof dr Ova Emilia M Med Ed Sp OG(K) Ph D pada 9 Juli, dilanjutkan sesi panel dari berbagai bidang kajian seperti East and Inner Asia, Southeast Asia, Inter-area/border crossing, South Asia dan Northeast Asia.

Pada hari kedua 10 Juli akan diadakan diskusi panel tentang kaligrafi dari perspektif Islam, Tiongkok dan Korea serta panel yang diikuti perwakilan jaringan penelitian Jepang regional dari seluruh dunia.

Penghujung hari kedua akan ditutup dengan kuliah utama berjudul Revisiting Freedom vs Harmony Debate: From Asia Values to Decolonization oleh Dr Zainal Abidin Bagir dari Konsorsium Nasional Studi Antaragama (Konstra) Yogyakarta.

Makam kuno

Hari terakhir 11 Juli akan diisi beberapa acara spesial seperti kuliah umum oleh Profesor Dame Jessica Rawson, pemenang Tang Prize in Sinology 2022, yang akan membahas tentang tradisi makam kuno Tiongkok dan peninggalan berharga yang ditemukan di dalamnya.

Selain itu, akan ada pemutaran film dokumenter Pada Suatu Hari Nanti karya Tonny Trimarsanto dan Annah La Javanaise karya Prof Fatimah Tobing Rony.

Penyelenggaraan AAS-in-Asia Conference 2024 di Yogyakarta diharapkan menjadi wadah ideal pertukaran intelektual dan budaya tentang "Global Asias" dari berbagai disiplin ilmu dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam kemitraan untuk mencapai tujuan, perdamaian, keadilan, kelembagaan yang kuat dan kesetaraan gender. (*)