Selesai Mengikuti Program PGP, 153 Guru Penggerak Kota Yogyakarta Dikukuhkan

Program PGP dilaksanakan untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan.

Selesai Mengikuti Program PGP, 153 Guru Penggerak Kota Yogyakarta Dikukuhkan
Pengukuhan guru penggerak Kota Yogyakarta di Kadisdikpora DIY, Jumat (26/7/2024). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 153 guru di Kota Yogyakarta dikukuhkan sebagai guru penggerak di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Jumat (26/7/2024). Mereka sudah mengikuti pelatihan program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 9 yang dilaksanakan Kemendikbudristek RI.

Yuliantoro selaku Kepala Unit Layanan Terpadu Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) DIY mengungkapkan Program PGP bertujuan untuk memberikan bekal kepada guru menjadi pemimpin pembelajaran.

Program tersebut menumbuhkembangkan potensi peserta didik dan aktif mengembangkan pendidik lainnya dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

"Diharapkan para guru bisa berkoordinasi dengan angkatan lain untuk saling menguatkan. Semoga anugerah yang diraih ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya," harapnya.

Program PGP dari Kemendikbudristek dilaksanakan untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi bersama narasumber, fasilitator dan Pengajar Praktik.

Tiga bulan

Koordinator PGP Angkatan 9 Kota Yogyakarta, Sumarjono,  mengungkapkan pengukuhan bertema Guru Jogja Bergerak untuk Indonesia Maju ini dilaksanakan setelah mereka mengikuti kegiatan selama tiga bulan terakhir.

Setelah dikukuhkan, mereka akan melaksanakan sejumlah program berkelanjutan sebagai Guru Penggerak. "Eksistensi pengurus melalui kolaborasi dengan angkatan sebelumnya untuk sosialisasi kegiatan akan dilaksanakan," jelasnya.

Selain itu sejumlah kegiatan juga direncanakan di setiap jenjang pendidikan mulai TK, SD, SMP hingga SMA/SMK. Di antaranya pelatihan Capacity Building, talkshow dan membuat Komunitas Peduli Ilmu. Mereka juga mengikuti pelatihan Teknologi Informasi (TI) dan seminar serta ditargetkan menggelar workshop pengolahan sampah.

"Kita juga membentuk grup di masing-masing jenjang untuk sarana koordinasi, diharapkan para guru penggerak bisa menebar inspirasi," kata dia. (*)