Pesilat Malaysia Beraksi di Pencak Malioboro Festival

Pesilat Malaysia Beraksi di Pencak Malioboro Festival

KORANBERNAS.ID – Sejumlah pesilat dari Malaysia ikut beraksi memeriahkan Pawai Raya Pencak Malioboro Festival (PMF) VI 2019 di sepanjang Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Minggu (8/9/2019).

Mengenakan seragam ala Melayu serta membawa bendera negaranya, mereka bergabung bersama 6.000-an pesilat berasal dari lebih dari 70 perguruan silat di Nusantara.

Negara-negara lain yang mengirimkan peserta datang pada acara ini di antaranya Singapura, Thailand, Belanda, Jerman.   

Pawai kali ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan PMF 2019. Peserta berangkat dari kawasan Parkir Abu Bakar Ali dilepas oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo.

Iring-iringan peserta pawai diawali oleh Pasukan Jemparing Dewandanu. Di panggung kehormatan kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, mereka disambut Wakil Gubernur DIY Paku Alam X didampingi kerabat Keraton Yogyakarta,  KGPH Hadiwinoto, serta panitia.

Perwakilan dari berbagai perguruan silat, bermacam aliran dan beragam tempat di seluruh penjuru Nusantara itu kemudian mengikuti pembacaan doa dan ikrar Indonesia Damai.

Ikrar dibacakan oleh Nasarius Sudaryono sedangkan doa oleh M Kasturi Al Asadari HR, pendekar dari PPS Cepedi.

Aksi salah satu peserta Pencak Malioboro Festival VI 2019. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Pertama, para pesilat akan menggunakan momentum dan acara ini untuk membangun, merawat dan mengembangkan persaudaraan sejati sesama anak bangsa yang berperikemanusiaan.

“Beragam perbedaan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang menjadi latar belakang kami adalah kekayaan kehidupan berbangsa yang justru semakin mendorong kesatuan kami,” ujar Sudaryono.

Kedua, para pesilat sepakat akan merawat dan mengembangkan pencak silat sebagai warisan budaya leluhur.

Perguruan pencak silat merupakan tempat menempa diri menjadi kesatria berbudi pekerti luhur, samapta jasmani serta cerdas berkreasi dalam jalinan hubungan tulus saling asih, asah dan asuh demi tumbuh kembangnya talenta anak bangsa yang merdeka hingga mengharumkan negeri.

Atraksi pesilat di depan panggung kehormatan PMF 2019. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Ribuan penonton

Pencak Malioboro Festival VI 2019 memperoleh dukungan dari Dinas Pariwisata DIY, Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, IPSI Kota Yogyakarta, Tangtungan Project serta Paseduluran Angkringan Silat.

Pawai Raya Pencak Malioboro Festival memperoleh sambutan dari ribuan penonton di sepanjang Jalan Malioboro.

Sebagai atraksi wisata, event tersebut juga memperoleh perhatian dari wisatawan mancanegara (wisman). Mereka terkesima menyaksikan aksi para pesilat di aspal depan panggung kehormatan.

Setiap perguruan menampilkan atraksi yang berbeda-beda. Di hadapan tamu undangan dan para pejabat, mereka pamer jurus-jurus andalan mulai dari bantingan, tangkisan, tendangan, kuncian maupun peragaan bela diri menggunakan beragam senjata.

Shinta Kertasari selaku panitia dari acara tersebut kepada wartawan mengatakan PMF VI 2019 merupakan ajang silaturahim ribuan pesilat dari seluruh dunia.

Selain sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur, event tersebut juga bisa dijadikan sarana promosi pariwisata Yogyakarta.

Sedangkan Paku Alam X menuturkan pencak silat sebagai kekayaan budaya Bangsa Indonesia memiliki filosofi tinggi karena terbukti mampu menyatukan banyak perbedaan dalam satu kecintaan.

Rangkaian acara PMF VI 2019 yang berlangsung sejak 4 September 2019 di antaranya Kompetisi Koreografi Pencak memperebutkan piala tahunan Sri Sultan Hamengku Buwono X, lomba menggambar untuk anak-anak, workshop terbuka, Malam Anugerah Pencak Silat serta Panggung Gebyar Pencak Silat. (sol)