RS UII Masih Kekurangan APD

 RS UII Masih Kekurangan APD

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Direktur RS Universitas Islam Indonesia (UII) dr Widodo Wirawan MPH mengatakan, pihaknya masih kekurangan Alat Pelindung Diri (APD). Padahal peralatan itu merupakan hal sangat penting untuk penanganan Virus Corona atau Covid-19.

Hal itu dikatakan dokter Widodo saat menerima bantuan APD dari Paguyuban Warga Kabupaten Bantul (Warkaban) di RS UII Jalan Srandakan KM 5,5 Pandak, Bantul, Selasa (14/3/2020) siang.

Penyerahan bantuan dilakukan oleh Ahmad Subagyo Kabid Organisasi Warkaban dan jajaran pengurus serta Ketua Apdesi Bantul, Dra Ani Widayani MIP.

“Kondisinya saat ini di puskesmas dan rumah sakit termasuk RS UII kekurangan APD. Kendati kita bukan rumah sakit rujukan, tetapi ketika ada pasien yang datang kami harus melakukan screening. Bisa dalam keadaan yang belum jelas statusnya. Tentu pemeriksaan harus menggunakan APD,”katanya.

Dalam sehari, lanjutnya rumah sakit tersebut membutuhkan sedikitnya 10 set APD bahkan lebih. Dengan asumsi terbagi dalam tiga shift kerja,

“Jadi dalam satu bulan kami membutuhkan seribu hingga 1.800 APD,” katanya.

Hingga Selasa (14/4/2020), stok APD di RS UII untuk masker bedah 1.150 buah, baju pelindung 247, gaun dissposible dan reuse ada 167, sepatu 19 pasang, topi perawat 673, kacamata google untuk pelindung 9, pelindung wajah 114, dan masker N95 ada 51 buah.

“Yang sulit adalah masker N95. Kalau APD lain masih bisa diakali misalnya jahit sendiri atau donasi. Jadi mendapatkan bisa lebih mudah. Kalau N95 semua RS kesulitan untuk mendapatkan. Padahal sifatnya wajib untuk tindakan aerosol pada kasus definitif positif dan untuk perlidungan tindakan medis, serta operasi. N 95 yang kami miliki sudah bertambah, awalnya kami hanya ada 12 buah,”terang dokter lulusan UGM tersebut.

Maka upaya yang dilakukan agar stok APD senantiasa terjaga adalah lewat asosiasi, melalui internal, melalui pemerintah ataupun jaringan untuk pengadaan barang kepada suplier.

“Sekarang banyak kasus penipuan yang juga menimpa beberapa rekan. Sudah transfer ternyata barangnya tidak dikirim. Maka lebih aman kita lewat pemerintah atau asosiasi,” katanya.

Saat ini, pihak asosiasi sedang pengadaan untuk masker N95 versi China yanng disebut KN 95.

“Dengan kondisi keterbatasan dan kekurangan APD tadi, tentu kami sangat terbuka jika ada masyarakat atau donatur yang akan memberikan bantuan,” katanya.

Ahmad Subagyo mengatakan dengan anggota Warkaban yang terdaftar 2.000 orang baik di dalam negeri ataupun di luar negeri, saat ini bergerak untuk berperan serta melawan wabah Covid-19. Mereka memberi bantuan 250 APD berupa baju pelindung untuk 17 Puskesmas rawat inap se Kabupaten Bantul dan juga empat RS yakni RS UII, RS Darurat Bantul, RS Nur Hidayah dan RS Panembahan Senopati.

“Adanya pendemi semua menjadi korban, bahkan di seluruh dunia. Namun kami semua mengingat kampung halaman dan ini adalah bentuk empati kami. Bahwa kita semua harus bergotong royong agar wabah ini bisa berlalu,”katanya. (SM)