Pelaku Perang Sarung Menangis Saat Dibina, Meminta Maaf kepada Orang Tuanya

Setelah dilakukan penangkapan diberikan pembinaan melibatkan kepala sekolah, orang tua serta kepala desa.

Pelaku Perang Sarung Menangis Saat Dibina, Meminta Maaf kepada Orang Tuanya
Pembinaan terhadap pelaku perang sarung. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Polsek Kutowinangun Polres Kebumen, Kamis (21/3/2024) malam, membubarkan aksi perang sarung di Jalan Nasional Desa Ungaran Kecamatan Kutowinangun.

Tiga anak diamankan di tempat kejadian, empat lainnya diamankan Polsek Ambal di wilayah kerja Polsek Ambal.

Kapolres Kebumen AKBP Recky melalui Kasi Humas Polres AKP Heru Sanyoto menjelaskan, pelaku perang sarung telah diamankan dan dilakukan pembinaan. "Pelaku yang berhasil kita amankan ada tujuh anak," kata Heru Sanyoto, Jumat (22/3/2024)

Kejadian itu sekitar pukul 01:40. Hasil pendataan, pelaku perang sarung merupakan warga Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Mirit, Kecamatan Buluspesantren dan Kecamatan Kebumen.

Kapolsek Kutowinangun AKP Sujatno menambahkan, setelah dilakukan penangkapan diberikan pembinaan melibatkan kepala sekolah, orang tua, serta kepala desa.

Lokasi perang sarun di jalan Nasional Desa Ungaran Kecamatan Kutowinangun. (istimewa)

"Kepala sekolah, orang tua serta kepala desa kita undang ke Mapolsek untuk ikut melakukan pembinaan kepada anak-anak," kata Sujatno.

Pelaku diminta membuat surat pernyataan tidak mengulangi di kemudian hari serta meminta maaf kepada orang tuanya.

Di hadapan orang tuanya mereka berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

"Mereka menangis saat kita lakukan pembinaan. Mungkin karena menyesali perbuatan. Video saat perang sarung ternyata juga viral di sosial media," kata Sujatno.

Pelaku sudah berpindah tiga lokasi agar bisa melakukan perang sarung. Hal ini terungkap dari barang bukti chat Whatsaap di handphone yang berhasil diamankan Polsek Kutowinangun.

ARTIKEL LAINNYA: Petugas Polsek Kebumen Menemukan 1 Kilogram Bubuk Petasan di Tepi Jalan

Lokasi pertama, para pelaku menentukan lampu merah Prembun. Namun saat itu gagal karena ada patroli Polsek Prembun.

Mereka bergeser ke arah barat, ternyata masih ada patroli yang melintas, sehingga wilayah Kutowinangun menjadi lokasi terakhir untuk perang sarung.

Tak berlangsung lama, patroli Polsek Kutowinangun yang melihat aksi perang sarung, langsung membubarkan anak-anak tersebut.

"Aksinya sangat berbahaya. Lokasinya di jalan raya. Banyak kendaraan besar yang melintas. Tentu juga mengganggu keamanan," ujar Sujatno.

Barang bukti lima sarung yang ujungnya dibuat kepalan dan tujuh unit sepeda motor diamankan polisi. "Melalui pesan di sosial media, setelah ditentukan titiknya mereka melakukan perang sarung. Keterangan dari para pelaku hanya iseng saja melakukan perang sarung," ujar Sujatno.

Pelaku mengaku berpamitan ke orang tua untuk shalat tarawih. Setelah dari masjid, pelaku yang ternyata kenal satu sama lain membuat janji perang sarung. Pelaku menjalani wajib lapor di Polsek Kutowinangun untuk pembinaan. (*)