Merti Desa Kalurahan Caturharjo Disertai Arak-arakan Gunungan

Masyarakat diperbolehkan memperebutkan (ngrayah) berbagai makanan.

Merti Desa Kalurahan Caturharjo Disertai Arak-arakan Gunungan
Warga berebut gunungan hari jadi Kalurahan Caturharjo Sleman, Sabtu (12/8/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menghadiri kegiatan Merti Desa sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi ke-71 Kalurahan Caturharjo, Sabtu (12/8/2023), di Lapangan Keceme Dusun Ngaglik kalurahan setempat.

Merti Desa Kalurahan Caturharjo dikemas dalam kegiatan prosesi adat kirab bregada  disertai arak-arakan gunungan berisi berbagai makanan dan hasil bumi yang diberangkatkan dari Kalurahan Caturharjo menuju Lapangan Keceme.

Bupati Kustini menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan Merti Desa yang merupakan rangkaian peringatan hari jadi Kalurahan Caturharjo.

Menurut Kustini, Merti Desa ini menjadi bentuk rasa syukur masyarakat atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

ARTIKEL LAINNYA: Diawali Kenduri dan Doa, Tombak Pusaka Kiai Agnya Murni Dijamas

Selain itu, Kustini juga menyebutkan rangkaian prosesi adat yang dilaksanakan dalam kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian budaya dan mewujudkan semangat kebersamaan karena penyelenggaraannya melibatkan berbagai unsur masyarakat.

"Dalam penyelenggaraan Merti Desa ini tentu tidak akan terlaksana apabila tidak ada kerja sama dan kerukunan masyarakat. Semangat kebersamaan dan gotong royong inilah yang harus diteruskan dan ditanamkan kepada generasi penerus sehingga warisan leluhur (budaya) dapat terus dijaga keberlangsungannya," kata Kustini.

Dia mengaku senang melihat antusiasme masyarakat yang ikut menyaksikan prosesi adat Merti Desa dari awal hingga selesai.

Setelah dilaksanakan kirab bregada dan gunungan, yang tidak kalah menarik dalam tradisi ini adalah masyarakat diperbolehkan memperebutkan (ngrayah) berbagai makanan dan hasil bumi yang berada di gunungan.

Kemudian, seluruh rangkaian merti desa ini ditutup dengan penampilan seni tradisi tarian Rampak Buta. (*)