Diawali Kenduri dan Doa, Tombak Pusaka Kiai Agnya Murni Dijamas

Kabupaten Bantul tidak bisa terlepas dari sejarah Keraton Mataram Islam.

Diawali Kenduri dan Doa, Tombak Pusaka Kiai Agnya Murni Dijamas
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih melakukan siraman pusaka  tombak Kiai Agya Murni di Rumah  Dinas Bupati, Sabtu (12/8/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Tombak Kiai Agnya Murni yang merupakan pusaka Kabupaten Bantul dibersihkan dan dilakukan siraman di Rumah Dinas Bupati Bantul kawasan Trirenggo, Sabtu (12/8/2023).

Jamasan diawali dengan kenduri dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa di dalam rumah dinas dengan ubarampe pisang raja dan nasi ingkung komplet.

Kemudian, tombak pusaka  beserta lima tombak pengiring dikirab dari dalam rumah dinas menuju pendapa oleh para abdi dalem.

Bupati H Abdul Halim Muslih, Sekda Agus Budi Raharjo, Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto serta perwakilan dari kapanewon mengenakan pakaian kejawen Gagrak Ngayogyakarta. Jamasan juga diiringi gamelan yang ditabuh para pengrawit.

Ubarampe siraman pusaka. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Tombak pusaka paringan (pemberian - red)  Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X saat Hari Jadi Ke-169 Kabupaten Bantul tanggal 20 Juli 2000 tersebut kemudian dibuka warangka pada ujungnya.

Bupati membersihkan ujung tombak dengan air yang telah dicampur bunga dan ubarampe untuk membersihkan pusaka yang lain.

Setelahnya, dilap menggunakan mori putih dan setelah kering warangka ditutup kembali. Bukan hanya Kiai Agnya Murni, tapi juga dilakukan siraman untuk lima tombak pendamping dan juga pusaka dari 17 kapanewon berupa tombak kecil. Ada juga yang ikut membersihkan keris yang dimiliki.

“Pusaka melambangkan budaya yang berpamor agama suci, yang bermakna tegaknya tombak sebagai simbol Manunggaling Kawula lan Gusti. Tombak Kiai Agnya Murni ber-dhapur Pleret, yang senantiasa mengingatkan bahwa berdirinya Kabupaten Bantul tidak bisa terlepas dari sejarah panjang Keraton Mataram Islam yang mencapai masa keemasannya saat Mataram Sultan Agung yang berada di Kerto wilayah Pleret,” kata bupati.

Tombak Kiai Agnya Murni pusaka Pemerintah Kabupaten Bantul dan tombak lainnya. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Agnya Murni dari kata Agnya memiliki arti pemerintahan dan Murni memiliki arti bersih atau suci. Dengan demikian Agnya Murni merupakan suatu harapan sebagai landasan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bantul.

Nugroho menambahkan siraman ini bertujuan untuk nguri-uri kebudayaan. Siraman berarti memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara sebagai wujud rasa terima kasih dan menghargai peninggalan atau karya budaya yang adiluhung.

Siraman pusaka Kabupaten Bantul dilakukan setelah dilaksanakannya siraman pusaka di Keraton Yogyakarta,” katanya.

Siraman dilakukan oleh pejabat Pemerintah Kabupaten Bantul dan abdi dalem Keraton Yogyakarta wilayah Kabupaten Bantul. (*)