Menekan Kasus Klitih, Pemkab Akan Intensifkan PIKR

Menekan Kasus Klitih, Pemkab Akan Intensifkan PIKR

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Kasus klitih yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman kian meresahkan. Beberapa waktu lalu, klitih telah mengakibatkan jatuhnya korban. Hal tersebut menjadi perhatian Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.

Menanggapi kasus tersebut, Kustini menyebut klitih ini merupakan tindakan kriminal yang perlu segera diselesaikan dengan melibatkan seluruh pihak. Kustini mengatakan, remaja usia produktif memiliki kesempatan untuk menjadi anak kreatif, dengan memberikan ruang untuk terlibat dalam kegiatan positif, baik di bidang akademis maupun non-akademis seperti kegiatan olahraga, kesenian dan lainnya.

“Dari beberapa kasus yang terjadi, anak-anak ini rata-rata masih kurang edukasi, terutama akibat dari perbuatan itu sendiri yang bisa berurusan dengan hukum. Jika anak-anak yang punya energi lebih ini diarahkan pada hal-hal positif, tentu akan sangat bagus,” ungkap Kustini, Selasa (3/1/2022).

Kustini sepakat, jika tindakan klitih merupakan tindakan kriminal yang tidak dibenarkan dalam norma masyarakat maupun hukum. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk terlibat di dalam permasalahan ini terutama peran aktif dari orang tua.

“Ini perlu kepekaan dari orang tua juga. Aktifitas anak di atas jam 21.00 WIB itu ngapain aja perlu dipantau dan harus tegas. Kalau hanya untuk main atau nongkrong tentu tidak baik. Karena kalau dari keluarga saja membiarkan, tentu ini tidak akan selesai,”jelas Kustini.

Pemkab Sleman, katanya, sudah sejak lama menaruh perhatian pada kasus klitih dengan mengaktifkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR). Kelompok yang diisi oleh remaja ini selain berkontribusi dalam pembentukan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, juga mengedukasi tentang perilaku menyimpang.

“Ini kan sebenarnya bahasa antar remaja ya. Kita juga sudah lakukan itu dan akan diintensifkan lagi melalui PIKR dan edukasi sebaya hingga tingkat dasa wisma. Saya yakin jika komunikasi antar remaja berjalan maksimal, klitih akan semakin berkurang dan selesai,” terang Kustini.

Untuk menunjang tersalurkannya jiwa kreatif dan energi yang berlebihan dari remaja, Kustini menyebut fasilitas wifi gratis padukuhan dan sport center di tiap kapanewon akan menjadi solusi dari penanganan klitih jangka menengah.

“Dengan adanya wifi gratis dan sport center ini, bakat dan minat remaja lebih bisa disalurkan. Bisa dengan berolahraga, atau belajar berbagai hal yang ditunjang dengan wifi gratis ini. Jadi dua program ini, salah satunya terintegrasi juga pada mengembangkan bakat dan minat remaja agar tidak disalurkan pada perilaku yang menyimpang,” tambah Kustini.

Langkah jangka pendek yang akan segera dilakukan, kata Bupati, adalah meminta Satpol PP bersama lintas sektoral lain untuk mengintensifkan patroli pada jam-jam rawan. Terutama pengawasan pada titik-titik yang selama ini rawan tindakan klitih. Selanjutnya, bersama dengan kepolisian akan berkolaborasi untuk pemasangan CCTV untuk memantau.

“Saat ini kita sedang merancang indikator-indikator yang berkaitan dengan klitih, agar langkah atau upaya selanjutnya bisa lebih masuk pada akar permasalahan. Harapan kita semua Sleman aman, Yogya aman dan remaja-remaja ini menjadi agen-agen perubahan yang berdampak positif,” pungkas Kustini. (*)