Melihat Lebih Dekat Program Hatinya PKK Jatipuro

Melihat Lebih Dekat Program Hatinya PKK Jatipuro

KORANBERNAS.ID, KLATEN--Desa Jatipuro merupakan salah satu desa di Kecamatan Trucuk yang boleh dikatakan padat penduduk. Terdiri dari 7 dukuh, 13 RW dan 22 RT menjadikan jarak antar satu rumah dengan rumah lain begitu rapat. Fasilitas umum seperti jalan kampung di desa ini juga sudah aspal semua sehingga memudahkan warga beraktivitas di luar rumah.

Kurang lebih dua tahun ini ada yang menarik bila memasuki wilayah Desa Jatipuro. Di kanan kiri jalan kampung banyak terdapat tanaman sayur-sayuran dengan polybag. Selidik punya selidik tanaman sayuran itu merupakan karya ibu-ibu PKK RT melalui Program Hatinya PKK.

Ketua PKK RT 2/RW 7 Dukuh Sumiyang, Hartini menjelaskan, ide awal menanam tanaman sayuran datang dari Ketua PKK Desa Jatipuro, Eka Yulianti.

Saat itu kata dia, Ketua PKK Jatipuro Eka Yulianti punya ide agar ibu-ibu PKK RT menanam tanaman bergizi yang disebut Hatinya PKK.

“Awalnya saya juga tanya apa to Hatinya PKK. Ternyata tanaman bergizi yang bermanfaat bagi warga,” kata Hartini kepada koranbernas.id.

Untuk mendukung program tersebut, Eka Yulianti kata dia, memberikan bantuan modal Rp 200 ribu kepada PKK RT. Modal itu digunakan untuk membeli bibit sayuran dan polybag.

“Jadi sekarang ini ada tanaman terong, tomat, seledri, kemangi, jahe, serai, cabai, laos dan lain sebagainya,” kata Hartini menambahkan.

Perawatan telaten dan pemeliharaan yang cermat, menjadikan sayur-sayuran tersebut tumbuh subur dan sudah beberapa kali di panen. Hasil dari penjualan sayur-sayuran itu kembali masuk ke kas PKK.

Hartini mengakui karena tidak memiliki lahan untuk menanam sayur-sayuran tersebut, ibu-ibu PKK di wilayah RT 2/RW 7 menanamnya di pinggir jalan. Sebab pekarangan rumah untuk menanampun tidak ada. Meski demikian dirinya bersyukur karena ibu-ibu PKK di wilayahnya bisa kompak dan guyub semua.

“Seperti contoh di dekat makam. Sekarang ini di sana sudah ada kran air. Kalau pagi atau sore saya bawa selang ke sana untuk siram-siram tanaman agar tidak layu. Saya tidak sendiri. Ada yang nemani kalau-kalau selang nekuk atau gimana begitu,” jelasnya.

Seiring dengan berjalannya waktu tanaman tersebut juga perlu peremajaan. Uang kas PKK RT digunakan untuk membeli bibit dan sarana yang lebih memadai. Kali ini ibu-ibu punya pemikiran polybag diganti keranjang agar lebih awet. Berbeda dengan polybag yang hanya sekali pakai.

Potensi lain yang kini dimiliki Desa Jatipuro yakni TPS 3R bantuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Klaten. TPS 3R tersebut salah satunya mengolah pupuk organik menjadi pupuk kompos

Kepala Desa Jatipuro, Tulus Nugroho SE menjelaskan, pupuk kompos produk TPS 3R tersebut sebagian digunakan untuk memupuk tanaman sayuran Hatinya PKK.

“Awalnya kami melihat ada prospek pupuk organik yang bagus. Kemudian ibu-ibu PKK punya ide menanam sayuran dengan program Hatinya PKK. Ibu-ibu diberi modal untuk beli bibit sayuran, ditanam dan hasilnya dijual ke warga untuk kas PKK lagi,” kata Tulus Nugroho. (*)