Tradisi Syawalan Digelar Menyesuaikan Situasi

Tradisi Syawalan Digelar Menyesuaikan Situasi

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Pandemi Covid-19 menuntut orang menyesuaikan situasi dan beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam rangka menekan penyebaran virus tersebut.

Salah satunya kegiatan halal bil halal atau tradisi syawalan yang biasanya dilakukan secara tatap muka dan dihadiri banyak orang, kini secara terbatas dan virtual.

“Kami melaksanakan syawalan siswa dan orang tua secara virtual. Untuk guru, karyawan dan perwakilan siswa tatap muka di aula madrasah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” kata Sutanto, panitia acara halal bil halal MTs Negeri 3 Bantul, Sabtu (22/5/2021).

Halal bil halal digelar Kamis (20/5/2021) itu diawali pembacaan ayat suci Al Quran oleh Widyastuti disusul menyanyikan lagu Indonesia Raya dipandu Sutanto. Ikrar syawalan oleh Suroto, tanggapan oleh Kepala Madrasah Sugeng Muhari dan diakhiri doa dipimpin Masrukhan.

Usai acara dilanjutkan silaturahim ke panti dan pondok pesantren di wilayah Kapanewon Imogiri yakni Panti Asuhan Yatim Piatu Al-Dzikro, Panti Asuhan Yapitu Al Huda, Ponpes Al Muna 1, Al Muna 2, Ar Romli dan Pondok Ali Marzuki.

“Kita patut bersyukur dapat melaksanakan ibadah selama satu bulan penuh di bulan suci Ramadan. Meski saat ini belum bisa melakukan tatap muka karena pandemi, namun kita dapat melaksanakan halal bil halal cara virtual dengan siswa dan orang tua,” kata Sugeng Muhari.

Dia menjelaskan, tradisi halal bil halal merupakan bentuk lain dari silaturahim. Umat Islam dianjurkan selalu menjalin persaudaraan agar tetap diberikan kemudahan dan keberkahan.

Amal kebaikan yang telah dilaksanakan di bulan Ramadan mulai dari puasa, tarawih, membaca Al Quran dan ibadah lain hendaknya terus dilestarikan pada waktu-waktu yang akan datang.

Sebulan penuh umat muslim ditempa, maka pada bulan Syawal semua dapat  meningkatkan diri menjadi semakin baik.

“Syawal adalah bulan  istimewa karena semua orang mengaku bersalah dan meminta maaf,  semoga semua dosa kepada sesama manusia dan kepada Allah SWT dapat terhapus, kita buka lembaran baru bagaikan kertas putih tanpa noda,” kata Sugeng. (*)